Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
SIAK – Lucas Nardy de Vasconcelos amat terkesan dengan kunjungan di PT PT Kimia Tirta Utama (PT KTU), Astra Agro di Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau. Ia erada di perusahaan perkeunan sawit ini sejak tanggal 22 Juni hingga 2 Juli 2024.
Lucas merupakan satu dari 17 delegasi negara bereda yang melakukan kunungan ke KTU Koto Gasib. Selama di KTU ia mengikutt elatihan komoditas kelapa sawit berkelanjutan.
“Ini merupakan pelatihan dengan waktu yang cukup memuaskan. Panjang dan anyak iimu yang diperoleh disini. Sekaligus sangat berkesan selama berada di sini,” ujar Lucas, Selasa (2/7).
Pelatihan ini diadakan oleh Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan. PT KTU di Koto Gasib, Siak mendapat kesempatan sebagai tuan rumah dalam pelatihan ini.
“Banyak sekali informasi dan ilmu saya dapatkan apalagi langsung dari kebun sawit, Ini sangat penting,” ujar Lucas yang merupakan partisipan dari Kementerian Luar Negeri Brazil. Selama pelatihan ja tampak sangat aktif. Menurutnya, hasil kunjungannya ini penting untuk dibagikan di negaranya yang juga memiliki potensi industri kelapa sawit.
“Saya sudah berjanji pada diri saya begitu selesal mengikuti program capa city building ini, saya ingin membagikan pengalaman dan mengembangkan wawasan kepada para pelaku kebun sawit di Brazil,” katanya.
Menurutnya, kunjungan ke kebun sawit di Riau ini sangat bagus. Alasannya, bisa menjadi bahan perbandingan dan evaluasi kebun sawit KTU dengan kebun sawit di negaranya.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Luar Negerl RI, Adam Mulawarman Tugio mengatakan, kegiatan ini uga terkait dengan sosialisasi agar banyak pihak yang lebih memahami industri keapa sawit.
Selama ini banyak pihak di luar negerl membatasi ekspor kelapa yang disebabkan oleh pemahaman keliru bahwa manajemen kelapa sawit tidak dilakukan secara berkelanjutan.
“Dengan adanya dukungan dari negara-negara peserta, yang juga merupakan eksortir komoditas, diharapkan kebijakan berkelanjutan daat diterapkan secara lebih luas,” katanya.
Menurutnya, kesempatan ini merupakan hal yang baik untuk semua pihak. Peserta luar negeri bisa belajar dan mulai memikirkan untuk bisa diterapkan di negara masing-masing.
“Dengan begitu kita juga memiliki lebih anyak kawan ketika ada embahasan isu ini di forum internasional,” ujarnya.
Di PT KTU, para partisian diajak melihat secara angsung praktik-praktik engelolaan kelapa sawit berkelanjutan. Para peserta diajak meninjau area-area konservasi dan pabrik PT KTU.
Seluruh peserta yang erasal dari berbagai latar elakang, seperti peneliti, engambil kebijakan, pelaku usaha, dan diplomat itu erlihat serius mengikuti dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh tim PT KTU.
Selama peninjauan, pesera diberi kesempatan untuk bertanya. Terutama mengenai penanganan air di lahan gambut serta mekanisme, erlengkapan dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan Karhutla).
Direktur Operasional Area Riau Astra Agro, Endro Prasowo berharap agar informasi serta praktik berkelanjutan yang didapat dari PT KTU daat menjadi inspirasi.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini peserta isa mempelajari praktik pengelolaan kebun kelapa sawit secara berkelanjutan dan bisa menyampaikan informasi ini saat mereka kembali ke negara masing-masing,” ujarnya.
Apalagi, menurut Endro, kelapa sawit adalah komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memberi dampak positif untuk masyarakat serta lingkungan. (myo)
Sumber: Tribun Pekanbaru