PT Astra Agro Lestari Tbk

1988

Perusahaan berdiri dengan nama PT Suryaraya Cakrawala. Kebun pertama di Pulau Sumatera

1997

Merger dengan PT Suryaraya Bahtera, kemudian berubah nama menjadi PT Astra Agro Lestari. Selanjutanya, perusahaan berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.

2013

Mengembangkan Refinary di Mamuju Utara, Sulawesi Barat

2015

Mengembangakan Peternakan Sapi di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

Profil Perusahaan

PT Astra Agro Lestari Tbk atau Astra Agro (“Perseroan”) berdiri pada tahun 1988 yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit serta menjalankan berbagai kegiatan usaha lainnya. Perseroan telah menjadi perusahaan publik dengan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1997. Perseroan merupakan anak perusahaan dari PT Astra International Tbk (“Astra”), salah satu grup usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia. Hingga saat ini Astra memiliki 79,68% saham Perseroan dengan 20,32% saham dimiliki oleh Publik.

Untuk menjaga keberlangsungan usaha, Perseroan konsisten melakukan peremajaan tanaman untuk mempermuda usia rata-rata tanaman. Saat ini tercatat 287.044 hektar yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Dari luasan tersebut, 214.815 hektar adalah perkebunan inti sedangkan 72.229 hektar adalah perkebunan plasma.

Perseroan juga mengembangkan bidang usaha ke industri hilir sawit dengan mendirikan pabrik pengolahan minyak sawit melalui anak perusahaan PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) pada tahun 2014 yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat. Perseroan juga mendirikan pengolahan minyak inti sawit (PKO) melalui anak perusahaan PT Tanjung Bina Lestari pada tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat. Selain itu, Perseroan memiliki kantor pemasaran di Singapura dengan nama Astra-KLK Pte. Ltd yang merupakan ventura bersama antara Perseroan dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd.

Astra Agro terus melakukan inovasi dengan membangun pabrik pencampuran pupuk NPK. Pengoperasian pabrik pencampuran pupuk NPK Perseroan dijalankan melalui anak perusahaan PT Cipta Agro Nusantara pada tahun 2016 yang berlokasi di Sulawesi Tengah dan anak perusahaan PT Bhadra Cemerlang pada tahun 2017 yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Selain itu, Perseroan juga mengembangkan produk minyak sawit olahan dalam bentuk olein, stearin, dan PFAD ini untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok dan Filipina. Mulai tahun 2016, Perseroan juga telah mengoperasikan blending plant atau pabrik pencampuran pupuk di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Mewujudkan misi Perseroan untuk menjadi perusahaan yang berkontribusi bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa, maka Perseroan menetapkan aspek keberlanjutan sebagai strategi Perseroan yang termuat dalam Astra Agro Sustainability Aspirations yang terangkum dalam Triple-P Roadmap Strategy yakni Portfolio, People, dan Public Contribution. Sejalan dengan komitmen Public Contribution Roadmap, Perseroan menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) yang terdiri dari 4 pilar, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.

Menjadi perusahaan yang selalu berdampingan dengan alam, Perseroan berupaya mewujudkan perusahaan yang berkelanjutan dengan memenuhi standar pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan kriteria lainnya tentang kegiatan ramah lingkungan. Astra Agro menjadi salah satu perusahaan pertama dalam mendapatkan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2012 dan terus bertambah sebagai bentuk upaya pemenuhan praktik-praktik pengelolaan perkebunan terbaik bagi lingkungan sekitar.

Menghadapi tantangan di masa mendatang, Perseroan akan terus menerapkan serta mengembangkan strategi usaha dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta diversifikasi lini bisnis prospektif yang berhubungan dengan bisnis utama kelapa sawit.

PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) merupakan perusahaan yang terbentuk atas penggabungan (merger) dari beberapa perusahaan yang mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau dan di tahun 1988, Perseroan resmi menjadi industri yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit serta terus berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dengan memiliki manajemen yang baik. Sampai dengan tahun 2021, luas area yang dikelola Perseroan mencapai 286.727 hektar yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sejak awal berdirinya menjadi perusahaan pengelola perkebunan kelapa sawit, Perseroan telah membangun kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kemitraan inti-plasma dan kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat (Income Generating Activity/IGA) baik melalui budidaya tanaman kelapa sawit maupun non kelapa sawit. Kerjasama tersebut memastikan bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit yang dikelola Perseroan juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.

Eratnya hubungan perusahaan dengan masyarakat, tentunya Perseroan berupaya mewujudkan misinya dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) yang mengacu pada 4 pilar, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan, sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa.

Seiring dengan pertumbuhan usaha Perseroan, pada tahun 1997 Perseroan menjadi perusahaan publik, melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (saat itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Saat ini kepemilikan saham publik Perseroan mencapai 20,32% dari total 1,925 miliar saham yang beredar. Kepercayaan investor yang tinggi terhadap Perseroan dicerminkan dengan posisi harga saham yang kuat. Pada perdagangan yang berakhir tanggal 31 Desember 2021, harga saham Perseroan dengan kode perdagangan “AALI ditutup pada posisi Rp 9.500,-.

Untuk memeperluas cakupan bidang usaha, Perseroan juga mengembangkan industri hilir. Perseroan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, dan Dumai, Provinsi Riau. Produk minyak sawit olahan dalam bentuk Olein, Stearin, dan PFAD ini dibuat untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Perseroan juga telah mengoperasikan pabrik pencapuran pupuk NPK di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah sejak tahun 2016 dan di Bumiharjo, Provinsi Kalimantan Tengah sejak tahun 2017.

Adapun upaya Perseroan dalam mengembangkan usaha ke industri hilir sebagai pengolah kelapa sawit melalui anak perusahaan, yakni PT Tanjung Sarana Lestari pada tahun 2014 yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat. Sebagai bagian anak perusahaan juga, PT Tanjung Bina Lestari pada tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat untuk mengolah PKO (minyak inti sawit). Tak hanya dalam negeri, Perseroan memiliki kantor pemasaran di Singapura dengan nama Astra-KLK Pte. Ltd yang merupakan ventura bersama antara Perseroan dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd (KLK Pte Ltd).

Menghadapi tantangan dimasa mendatang, Perseroan memfokuskan strategi usaha pada upaya peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi  di semua lini, serta diversifikasi usaha pada sektor-sektor prospektif yang terhubung dengan usaha inti dibidang perkebunan kelapa sawit.