Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Senior Vice president Innovation and Agritech PT Astra Agro Lestari Tbk, Muhammad Guruh menyampaikan bahwa setiap perusahaan memiliki sebaran perkebunan dan pabrik di seluruh Indonesia, maka mengelola Industri Sawit sama halnya dengan mengelola Indonesia.
“Mengelola Industri Sawit sama halnya dengan mengelola Indonesia, sehingga dibutuhkan peran teknologi dan digitalisasi, untuk memudahkan proses pengelolaan dan manajemennya,” kata Guruh dalam rilis yang dikirimkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS pada Selasa, 2 April 2024.
Hal ini disampaikan Sutarto dalam kegiatan Workshop Karir Industri Sawit yang diikuti sebanyak 1.042 peserta, baik yang hadir offline Hotel Amaroossa Grande, Bekasi maupun yang hadir online dari Seluruh Indonesia, para peserta berasal dari 68 perguruan tinggi, 43 perusahaan perkebunan sawit, 7 Kelembagaan Petani, 4 Sekolah jenjang SMA/SMK, serta 2 Dinas Perkebunan, Dinas Informatika dan Persandian.
“Dalam hal ini dibutuhkan SDM yang memiliki kompetensi terbaik, hal ini menjadi satu motivasi khusus bagi para peserta untuk dapat menyiapkan kompetensi terbaiknya,” katanya.
Untuk dapat meraih karir yang gemilang di bidang teknologi dan digitalisasi ada beberapa kompetensi yang dapat dipilih, lanjut Guruh, pilihan pertama meningkatkan kompetensi sebagai ahli teknologinya, dan yang kedua meningkatkan kompetensi sebagai ahli operasional bisnis kelapa sawitnya.
“Bila mengambil kompetensi sebagai ahli teknologi, diantaranya posisi Data scientist dan Programmer, peluang ini tidak hanya terbuka bagi rekan-rekan yang memiliki latar belakang teknologi informasi, tetapi terbuka juga bagi rekan-rekan yang kompetensi nya diraih melalui kursus dan sertifikasi di bidang teknologi, karena yang paling penting adalah kemauan dan ketertarikan dalam bidang teknologi dan digitalisasi,” katanya.
Sementara, lanjutnya, bila mengambil pilihan kompetensi sebagai ahli operasional bisnis kelapa sawitnya, diantaranya posisi Digital Task Force, justru membutuhkan peran SDM yang paham dan terlibat langsung dengan operasional bisnis perusahaan, sejak operasional kebun, operasinal pabrik kelapa sawit, hingga semua lini operasional lainnya.
“Jadi rekan-rekan yang mempelajari tentang keilmuan teknis perkebunan dan pengolahan pabrik kelapa sawit, juga memiliki peluang untuk dapat bergabung dalam Pembangunan dan Pengembangan Teknologi Digitalisasi bagi Perusahaan, berperan dalam memberikan penjelasan tentang proses panen, perawatan, pengangkutan, dan berbagai detail proses lainnya, sehingga teknologi dan digitalisasi yang diciptakan tepat guna, karena melibatkan kolaborasi antara tim ahli teknologi dengan tim ahli operasional,” jelasnya dalam sesi penyampaian materi tentang kiat dan kompetensi untuk mencapai karir gemilang di bidang teknologi dan digitalisasi di Industri Sawit.
Melalui dukungan BPDPKS dan kolaborasi, kerjasama, serta dukungan berbagai pihak Workshop Karir Industri Sawit diharapkan dapat menjadi sarana edukasi, inspirasi, bagi generasi muda untuk Sawit Masa Depan.
Sumber: Borneonews.co.id