Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Pasangkayu – Bullying adalah salah satu fenomena yang menjadi perhatian di dunia pendidikan era sekarang. Padahal semua orang tua menginginkan anak-anak mereka aman dan tumbuh dengan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Tidak hanya orang tua, hal senada juga diinginkan oleh semua pendidik dan penyelenggara pendidikan untuk menyediakan lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak yang belajar di sekolah tersebut.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, tim Guru SMP Astra Makmur Jaya (AMJ) mengemas Pesantren Ramadhan 1445 H dengan memberikan materi Sosialisasi Anti-Bullying dan Kesehatan Mental Remaja dengan peserta terdiri dari kelas 7, 8 dan 9 sebanyak 288 siswa dan diselenggarakan selama tiga hari, 18-20 Maret 2024.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pasangkayu, Dr. Abidin, S.Pd., M.Si., menyambut baik dan memberikan apresiasi atas kegiatan Pesantren Ramadhan dengan mengintegrasikan materi kesehatan mental anti bullying di SMP Astra Makmur Jaya.
“Kami dari Dinas Pendidikan mengharapkan peran aktif sekolah, orang tua, serta lingkungan masyarakat untuk mencegah tindakan bullying karena ini merupakan program nasional dari kementerian Pendidikan,” jelas Abidin.
Ia menghimbau kepada sekolah-sekolah di Pasangkayu untuk memberikan pembekalan tentang kesehatan psikis dan ketahanan mental siswa, agar Kabupaten Pasangkayu bisa zero bullying.
Sementara Kepala Sekolah AMJ PT Letawa Abdul Majid, S.Pdi., Gr, menjelaskan, warga sekolah harus berkolaborasi mencegah dan menangani bullying ini, terdapat tiga varian bullying yakni bullying fisik, bullying verbal, dan cyber bullying.
“Guru sebagai orangtua atau wali di sekolah harus menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendorong anak-anak menjadi agen perubahan karena sebagian besar siswanya belum sepenuhnya teredukasi mengenai bullying. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah bullying adalah melakukan sosialisasi, kami menggunakan momentum ramadhan sebagai wadah sosialisasi tindakan preventif melalui pendekatan religi dalam mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Dalam Kegiatan tersebut, Adi Dasuki S.Pdi., Ketua Pelaksana, juga menjelaskan rangkaian kegiatan yang diawali dengan tadarus Alquran dan Sholat dhuha setiap harinya, dilanjutkan dengan materi Aqidah dengan memahami Asmaul Husna, Fiqih melalui tuntunan sholat Idul Fitri, Tarikh dengan kegiatan nonton bersama video inspirasi dari Bilal sahabat Nabi, dan materi Akhlak dan Muammalah dengan materi Psikologi dan Kesehatan Mental Remaja.
Kita mengajarkan dengan menanamkan kepada anak-anak pendidikan agama serta memberikan pemahaman tentang agama itu sendiri demi menghindari perilaku yang berujung bulying,” ucapnya.
Sandra Setiawan, Guru Bimbingan dan Konseling SMP AMJ dalam paparan materinya menjelaskan indikator mental yang sehat antara lain, memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, menerima diri sendiri apa adanya, mengaktualisasi kemampuan dirinya dengan baik, memiliki cita cita hidup dan merasa dirinya bertumbuh kearah yang dia cita-citakan, pribadi yang integritas, hidup sesuai yang ia katakan dengan tindakan, memiliki otonomi pribadi, mampu menerima penolakan negative dari luar, serta memiliki keseimbangan emosi (self control).
“Pertama, ketika ada bisikan atau ajakan berbuat suatu hal harus senantiasa menimbang baik buruknya, kedua ketika dihadapkan pada suatu problem, kalian harus belajar untuk menyelesaikan problemnya sendiri secara positif, ketiga senantiasa membuka diri untuk sharing dengan orangtua di sekolah yaitu guru,” jelas Sandra saat memberikan kesimpulan di akhir sesi.
Sementara Manajemen PT Letawa mengapresiasi positif kegiatan pesantren Ramadhan SMP AMJ lewat peran aktif guru dan sekolah dalam membangun persepsi positif untuk siswasiswinya.
“Semoga kita dapat bersama menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, berkebhinekaan, dan aman bagi semua. Mari bersama atasi perundungan,” tegas Unari Sarmidi, Administratur PT Letawa.
Ahmad Faizal, Staff CSR PT Letawa, menerangkan bahwa berdirinya SMP Astra Makmur Jaya adalah sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap peningkatan akses, fasilitas dan mutu pendidikan di daerah baik untuk anak anak karyawan maupun anak anak masyarakat di seputaran perusahaan. Program-program CSR pendidikan kami desain untuk merespon kebutuhan dan tantangan zaman sekarang demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
“Peran keluarga dan masyarakat juga harus turut aktif terlibat terhadap upaya pencegahan bullying agar menciptakan budaya peduli dan inklusif. Dengan demikian diharapkan generasi muda yang sedang tumbuh berkembang ini menjadi lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar, dengan harapan mereka mampu melakukan tindakan preventif untuk menghindari perilaku bullying didalam lingkungan yang bermuara pada kondusifnya iklim daya dukung lingkungan agar generasi bangsa bertumbuh dengan baik,” ujar Faizal memberikan pesan kepada semua khalayak.
Menurut Faizal, kepedulian tim pengajar dan tenaga pendidikan untuk mengidentifikasi secara cepat dan tanggap dalam menanggapi kasus bullying, menjadi kunci sukses pemecahan masalah. Hal tersebut dengan memastikan bahwa program dan aturan yang telah disepakati oleh warga sekolah dapat dijalankan sesuai fungsinya serta memahami peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dari bullying.
Sumber: Sulbarkini.com