Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Jakarta – Para mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memodifikasi pembuatan lapis aspal beton (laston) untuk menambah kekuatan jalan aspal. Inovasi produk lapis aus itu juga untuk membuat permukaan jalan lebih kesat, mengingat sebagian kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kondisi jalan yang licin.
Ketua Tim Reswara 64 dari ITS, Bahrul Ilmi Mubarak, mengatakan ide tersebut juga didasari oleh besarnya emisi yang dihasilkan dalam proses produksi aspal. “Jadi kami melakukan inovasi penggunaan limbah serat kelapa sawit dan lumpur panas Sidoarjo sebagai bahan tambahan penyusun lapisan aspal,” katanya melalui keterangan tertulis, Ahad, 3 Maret 2024.
Pemuda asal Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, tersebut menjelaskan bahwa emisi yang dihasilkan jalan berbahan aspal dapat berasal dari beberapa faktor. Paparan radiasi matahari terhadap permukaan aspak, sebagai contoh, dapat meningkatkan produksi gas karbon dioksida (CO2) sebanyak tiga kali lipat. Pemeliharaan dan perkerasan jalan aspal juga turut menyumbang emisi.
Untuk mengurangi emisi sekaligus menambah kualitas laston, tim mahasiswa ITS memakai sejumlah bahan khusus, salah satunya aerogel yang berasal dari sintesis silikon dioksida (SiO2) hasil ekstraksi lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. Aerogel mampu menyerap CO2.
Ada juga penggunaan besi oksida (Fe2O3) hasil ekstraksi lumpur panas sebagai modifikasi pigmen aspal. Senyawa ini dinilai dapat menurunkan suhu jalan aspal. Yang terakhir adalah penambahan split mastic dengan aditif serat kelapa sawit untuk mengurangi kelicinan dan meningkatkan kemampuan jalan untuk menyerap air.
“Jadi hasil modifikasi pada lapis aus ini turut berperan meningkatkan umur teknis aspal,” kata Bahrul yang merupakan mahasiswa ITS angkatan 2021
Untuk mengeksekusi ide aspal ini, Tim Reswara 64 berkolaborasi dengan Lapindo Brantas Inc untuk mendapat pasokan lumpur panas. Stim juga menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk meneliti modifikasi aspal lebih lanjut. Ada juga kerja sama dengan PT Sinar Mas Agro mengenai pengelolaan limbah serat kelapa sawit.
Tim Reswara 64 bimbingan dosen ITS, Cahya Buana, sempat menuangkan ide tersebut ke dalam sebuah karya tulis bertajuk Inovasi Laston Lapis Aus Berbasis Split Mastic-Aerogel dengan Aditif Limbah Serat Kelapa Sawit Termodifikasi Pigmen Fe2O3 dari Limbah Lumpur Sidoarjo. Dengan gagasan itu, tim Reswara 64 menyabet juara ke-3 pada ajang ADHI Innovation for Construction 2024 pada Februari 2024. Kompetisi itu diselenggarakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Bahrul dan anggota timnya, Marchel Audy Pratama dan Em Syahdu Aflahis Salam El Wanda, berharap inovasi mereka bisa menjadi produk unggul bagi perusahaan konstruksi, termssuk PT Adhi Karya. “Semoga inovasi ini bisa dikembangkan lebih jauh lagi dengan riset mendalam dan peninjauan dari berbagai aspek fungsional,” tutur Bahrul.
Sumber: Tekno.Tempo.co