Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
PT Astra Agro Lestari Tbk atau AALI menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,5 triliun tahun ini. Paling banyak untuk penanaman kembali alias replanting pohon sawit 5.000 hektare.
Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa menyampaikan, luas lahan replanting pohon sawit tersebut mempertimbangkan aksi pembagian dividen bagi pemegang saham tahun ini.
“Anggaran belanja modal tidak terlalu jauh dengan sebelumnya,” kata kata Santosa dalam Talk to The CEO 2024, Jumat (16/2).
Ia pun menyebutkan, volume produksi tandan buah segar atau TBS sawit tumbuh 4,8% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi 3,31 juta ton tahun lalu. Emiten dengan kode AALI ini memproyeksikan produksi TBS 2024 tidak akan jauh berbeda dengan 2023.
Santosa menjelaskan pertumbuhan produksi TBS tahun lalu disebabkan oleh normalisasi penutupan keran ekspor pada 2022. Pemerintah melarang ekspor CPO pada paruh pertama 2022 sekitar 30 hari.
“Walaupun hanya sebulan, dampaknya panjang. Jadi, volume produksi yang normal sebenarnya pada 2023,” kata Santosa.
Santosa mencatat produksi TBS pada 2022 terganggu karena pabrik kelapa sawit AALI harus menyerap tandan buah segar di luar perkebunan inti. Alhasil, rotasi panen TBS di kebun inti perseroan harus diperpanjang dan baru kembali normal pada 2023.
Sementara itu, produksi Astra Agro Lestari tahun ini stagnan karena sepertiga pohon sawit perseroan memasuki masa penurunan produktivitas. Sepertiga pohon sawit AALI ditanam pada 1994-1997, maka sepertiga pohon kini berumur 27 – 30 tahun.
Santosa mencatat produktivitas pohon sawit umumnya memuncak sejak berumur 12 – 14 tahun dan stabil pada umur 20 – 22 tahun. Santosa mengatakan penanaman kembali pohon sawit dilakukan saat pohon sawit menginjak umum 25 – 27 tahun.
“Di kebun masih ada pohon sawit berusia 30 tahun. Itu produktivitasnya pasti turun. Saat itu kami pasti akan ada replanting,” ujarnya.
Sumber: Katadata.co.id