Parapuan.co – Sebagai kelompok yang paling dekat dengan kehidupan generasi muda, perempuan memiliki peran penting untuk mengedukasi dan menanamkan kesadaran serta kepedulian terhadap lingkungan hidup sejak dini.
Dengan memberikan pendidikan sejak dini, perempuan dapat menjadi inspirasi dan role model bagi generasi muda untuk menerapkan perilaku peduli lingkungan hidup, baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya.
Semangat untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat terbukti telah mendorong generasi muda untuk menciptakan beragam inovasi. Contoh inovasi tersebut dapat dilihat pada sejumlah sekolah penerima penghargaan Adiwiyata 2022.
Sebagai informasi, Adiwiyata adalah program penghargaan yang diberikan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (PBLHS) secara konsisten. Program ini adalah program inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Salah satu sekolah Adiwiyata yang berhasil menciptakan inovasi yang mendukung kelestarian lingkungan hidup adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) 6 Yogyakarta. Adapun inovasi yang dibuat adalah alat penyaring sampah di sungai yang diberi nama Thundershot. Kepala Sekolah SMA 6 Yogyakarta Siti Hajarwati menjelaskan, ide pembuatan Thundershot berawal dari kesadaran para siswa akan kondisi sekolah yang letaknya berdekatan dengan Kali Code.
Kali Code kerap dipenuhi sampah sehingga mengganggu kenyamanan warga sekitar, termasuk anak-anak sekolah. Penumpukan sampah juga membuat daerah permukiman warga di sekitar sungai rawan banjir.
“Ide ini digagas oleh para siswa dan dibantu oleh kami, para guru, serta dukungan universitas. Setelah mengalami perubahan desain tiga kali selama dua tahun, kami akhirnya berhasil mengembangkan model Thundershot yang sekarang,” terang Siti dalam sesi talkshow bertajuk Success Story Inovasi Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH) yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Thundershot bekerja menyaring sampah dengan menggunakan mesin turbin. Sampah yang tersaring akan ditampung pada sebuah wadah sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah di sungai.
“Saat ini, Thundershot masih dalam bentuk prototipe. Namun, kami berharap, alat ini memperoleh perhatian dari pemerintah agar bisa dikembangkan dan diterapkan secara nyata,” ungkap Siti.
Inovasi yang mendukung kelestarian lingkungan juga dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP) Astra Agro Lestari, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Adapun inovasi yang dikembangkan oleh sekolah tersebut berupa pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk diolah menjadi bio baterai, briket, dan bio polybag. Kepala Sekolah SMP Astra Agro Lestari Ahmad Rofik mengatakan, secara geografis, SMP yang ia pimpin tersebut memang dikelilingi perkebunan kelapa sawit. Bahkan, jarak dari sekolah ke permukiman warga terdekat mencapai 12 kilometer (km).
“Kami melihat banyak sekali sisa-sisa sampah, seperti batok kelapa sawit, bekas produksi virgin coconut oil (VCO). Dari situlah muncul ide memanfaatkan limbah kelapa sawit menjadi bio baterai, briket, dan bio polybag,” ujarnya.
Ide tersebut, kata Ahmad, digagas oleh para siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Peneliti Astra. Proses penelitian dan implementasi juga didukung oleh para guru, serta bekerja sama dengan pusat penelitian milik perusahaan pertanian Astra Agro Lestari. Di tingkat sekolah dasar (SD), SD Negeri 1 Triharjo, Kabupaten Lampung Selatan, juga melakukan inovasi berupa alat pengukur kesuburan tanah. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Triharjo Subariyah mengungkapkan, pembuatan alat dilakukan oleh para siswa dari kelas 4, 5, dan 6.
“Sekolah kami berada di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Namun, kami memiliki lahan sekolah yang cukup luas sehingga mendorong kami untuk berinovasi dan mengoptimalkan lahan yang kami miliki,” ujar Subariyah.
Cara kerja alat pengukur kesuburan tanah yang dikembangkan SD Negeri 1 Triharjo juga cukup sederhana. Alat yang terhubung dengan lampu bohlam tinggal ditancapkan ke tanah dengan kedalaman beberapa sentimeter. Apabila lampu bohlam menyala terang, maka kesuburan tanah tersebut cukup baik dan dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Sebaliknya, jika lampu bohlam menyala redup, artinya tanah kurang subur. “Dengan inovasi ini, kami juga ingin menunjukkan bahwa meski sekolah kami berasal dari daerah 3T, kami mampu berinovasi dan menerapkan perilaku ramah lingkungan,” pungkas Siti.
Apresiasi sekolah penerima Adiwiyata 2022
Selain menggelar sesi talkshow bersama sekolah penerima penghargaan Adiwiyata 2022, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga secara resmi mengumumkan seluruh sekolah yang berhasil meraih penghargaan Adiwiyata 2022. Pada tahun ini, KLHK menetapkan 305 sekolah penerima penghargaan Adiwiyata Nasional dan 94 sekolah Adiwiyata Mandiri. Sekolah-sekolah tersebut berasal dari berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia.
Wakil Menteri (Wamen) LHK Alue Dohong pun menyampaikan apresiasi kepada sekolah penerima penghargaan Adiwiyata 2022. “Saya sangat bangga mengetahui bahwa bapak dan ibu guru di Indonesia telah bertahun-tahun berkontribusi terhadap pengembangan education for sustainable development (ESD) kepada generasi muda dengan penuh semangat dan dedikasi,” ujarnya.
Menurut Wamen Alue, sekecil apa pun aksi dan inovasi perilaku ramah lingkungan hidup yang diterapkan di sekolah akan turut berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan.
“Untuk itu, saya juga mendorong para guru dan peserta didik untuk mengembangkan inovasi-inovasi lain yang bermanfaat dan berdampak baik bagi lingkungan. Harapannya, kita semua dapat menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, dan sejahtera,” imbuh Alue.
Penyerahan penghargaan Adiwiyata 2022 juga dihadiri oleh Penasehat Senior Menteri LHK Sarwono Kusumaatmadja, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril, Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Ade Palguna Ruteka, serta Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) Ary Sudijanto.
Selain itu, turut hadir perwakilan pejabat Eselon I KLHK, Staf Ahli Menteri LHK, Staf Khusus Menteri LHK, Eselon II Lingkup BP2SDM, serta Eselon I yang menangani Adiwiyata dari dan Kementerian Agama (Kemenag).