IDXChannel – India, sebagai salah satu konsumen terbesar minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) meminta Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke negaranya.
Sebuah sumber dari pemerintah India dan sektor swasta mengatakan kepada Reuters, solusi ini dapat membantu negara Bollywood menutupi kekurangan pasokan minyak bunga matahari dari wilayah Laut Hitam akibat krisis di Ukraina.
Sumber tersebut menambahkan sedang terjadi pertemuan virtual antara pejabat pemerintah India dengan perwakilan Indonesia pada pekan ini untuk meningkatkan ekspor minyak sawit ke India.
Selain itu, New Delhi juga meminta Jakarta dapat menurunkan aturan pencampuran biodiesel untuk sementara waktu. Diketahui, pemerintah Indonesia melalui program mandatori biodiesel B30 mengamanatkan pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen minyak solar.
“Untuk jangka pendek, Indonesia bisa lebih mengutamakan makanan (sektor pangan) daripada bahan bakar,” kata salah satu sumber, dilansir Reuters, Kamis (3/3/2022).
India merupakan pembeli minyak nabati terbesar di dunia, yang bergantung terhadap pasokan dari Indonesia, sebanyak lebih dari setengah impor minyak sawitnya.
Mumbai diketahui masih khawatir atas pembatasan ekspor yang diberlakukan pemerintahan Joko Widodo pada Januari tahun ini dalam rangka menstabilkan harga domestik.
“Harga minyak nabati menjadi tantangan besar bagi kami dan kami akan menjangkau semua pihak,” kata salah satu sumber pemerintah India.
Pasokan minyak sawit yang terbatas ditambah dengan penghentian ekspor minyak bunga matahari / sunflower oil dari Laut Hitam telah membuat harga minyak nabati di tingkat global menyentuh level tertingginya.
Seperti diketahui, pasokan sunflower oil dari Laut Hitam berkontribusi terhadap produksi minyak matahari dunia sebesar 60% dan terhadap pasar ekspor sejumlah 76%.
Di India, biaya impor minyak sawit mentah telah meningkat 38% sejak Indonesia mengumumkan pembatasan ekspor pada 27 Januari 2022.
Harga minyak kedelai, minyak kedua yang paling banyak dikonsumsi di India setelah CPO, telah melonjak 29% tahun ini, sementara pemasok minyak bunga matahari telah berhenti memasok ke India, setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Ukraina dan Rusia menyumbang hampir 13% dari impor minyak nabati India pada tahun lalu, yang memasok sebanyak 1,6 juta ton.
India memenuhi lebih dari dua pertiga permintaan minyak nabatinya melalui impor, di mana minyak sawit menyumbang lebih dari 60%.
Selama delapan bulan terakhir, India telah memangkas pajak impor minyak nabati sebanyak empat kali dan mengizinkan pembelian produk minyak sawit olahan dari luar negeri, meskipun harga masih tetap tinggi.
Serangan Rusia ke Ukraina dan kekeringan di wilayah pengekspor kedelai terbesar di Amerika Selatan telah menghalangi upaya New Delhi dalam meningkatkan pasokan minyak nabatinya.
Harga CPO di India saat ini ditawarkan di sekitar USD2.075 per ton, termasuk biaya, asuransi dan pengiriman (CIF), untuk pengiriman Maret 2022. Jika dibandingkan dengan harga setahun yang lalu, CPO tersedia di harga USD1.089 per ton.
“Hanya Indonesia yang bisa memenuhi permintaan India,” kata seorang pejabat industri India yang menolak disebutkan namanya.
Saat ini, India juga tengah menjajaki peningkatan impor kedelai dari Amerika Selatan dan Amerika Serikat, serta minyak lobak dari Eropa. Namun, strategi ini tidak dapat meningkatkan pasokan dengan cepat karena masalah jarak dan ketersediaan yang terbatas.
Sumber: Idxchannel.com