JAKARTA, SAWIT INDONESIA -Menyambut Dies Natalis ke-36, INSTIPER Yogyakarta mengadakan webinar dengan berbagai tema. Salah satunya mengangkat tema “Potensi Energi Baru dan Terbarukan di Industri Kelapa Sawit”, yang diadakan pada Selasa (9 November 2021).
Pada kesempatan itu, INSTIPER Yogyakarta mengenalkan ragam Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di industri sawit dengan menghadirkan pembicara Erick Tjia (Direktur Teknik dan Proyek Wilmar Group), Andi Nugraha (Direktur Utama PT. WIKA Industri Energi) dan dipandu oleh Herawati Oktavianty (Dosen Fakultas Teknologi Pertanian INSTIPER Yogyakarta).
Seperti diketahui, EBT merupakan energi ramah lingkungan dan menjadi solusi bagi segala permasalahan bahan bakar fosil. Menyadari bahan bakar fosil (tidak terbarukan) jumlahnya semakin lama semakin terbatas. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil menimbulkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang memperburuk kondisi iklim dunia.
Sementara itu, sumber energi terbarukan (EBT) memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sumber energi ramah lingkungan untuk memajukan industri di Indonesia.
EBT beberapa waktu lalu menjadi pembahasan di berbagai kalangan dan negara, yang dibahas dalam Conference of the Parties (COP) 26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, Skotlandia yang diselenggarakan pada 1-2 November 2021 lalu.
Rektor INSTIPER Yogyakarta, Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng, mengutarakan Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan dengan berbagai potensi sumber daya yang dimiliki.
“Selain cahaya matahari, masih banyak potensi energi baru terbarukan di Negeri ini seperti pembangkit listrik tenaga angin, air, ombak, panas bumi, dan bioenergy,” ujarnya saat sambutan.
Selanjutnya, ia mengatakan INSTIPER Yogyakarta sebagai perguruan tinggi yang memiliki kompetensi di bidang perkebunan dan perhutanan, mendukung pemanfaatan bioenergi dari produk turunan kelapa sawit seperti biosolar dan biogas. “INSTIPER Yogyakarta juga memiliki minat studi khusus tentang EBT yaitu Sarjana Teknologi Industri Bioenergi Energi Terbarukan (STIBET) untuk menciptakan SDM yang berkompeten di bidang EBT. Bahkan, INSTIPER Yogyakarta telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT. WIKA untuk membangun PLTS di lingkungan kampus INSTIPER Yogyakarta,” lanjut Harsawardana.
Terkait dengan potensi kelapa sawit yang sudah dikembangan berbagai produk mulai dari makanan hingga bahan bakar nabati (Biodiesel), Direktur Teknik dan Proyek Wilmar Group, Erick Tjia mengatakan kelapa sawit sebagai sumber energi baru dan terbarukan.
“Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang zero waste, semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Produk olahan dari kelapa sawit dapat berupa produk food dan non-food. Produk pangan dari kelapa sawit sangat beraneka ragam seperti minyak goreng, margarin, bahan campuran untuk es krim, coklat, dan lainnya. Kelapa sawit juga dikembangkan menjadi bahan baku bioenergi (Biodiesel),” kata Erick.
Ditambahkan Erick, saat ini minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO) sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel dan telah diterapkan dalam produk biosolar B20 dan B30. Pengolahan CPO juga menghasilkan limbah biomassa. Limbah-limbah tersebut diantaranya: tandan buah kosong, serat buah, batang pohon, pelepah, cangkang, dan Palm Oil Mill Effluent (POME). Keberadaan limbah biomassa kelapa sawit sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi yang ramah lingkungan untuk dapat dimanfaatkan oleh dunia industri maupun masyarakat luas,” imbuhnya.
Sementara itu, Andi Nugraha, Direktur Utama PT. WIKA Industri Energi menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan energi baru terbarukan dari energi matahari. Dan, telah mendirikan beberapa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang merubah energi surya menjadi energi listrik menggunakan panel surya dan telah dimanfaatkan di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di area-area terpencil yang belum mendapat akses listrik dari PLN.
“Panel surya ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi di industri perkebunan kelapa sawit. Panel surya dapat dipasangkan di atap pabrik maupun di jalan-jalan di yang ada di dalam kebun kelapa sawit,” kata Andi.
Sumber: Sawitindonesia.com