JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) terus merangkak naik. Permintaan komoditas ini di pasar masih lebih tinggi ketimbang pasokan. Alhasil, kenaikan harga CPO masih sulit dibendung.
Rabu (20/10), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2022 di Malaysia Derivatives Exchange mencapai RM 5.071 per ton. Ini rekor harga tertinggi CPO sepanjang sejarah.
Ibrahim Assuabi, Direktur TRFX Garuda Berjangka, mengatakan, kenaikan harga CPO wajar terjadi karena permintaan CPO dari India, China dan Eropa meningkat. Ini terjadi setelah negara-negara tersebut mulai bisa mengendalikan penyebaran Covid-19.
Harga CPO semakin melambung lantaran pemerintah India membuat kelayakan untuk kembali menurunkan tarif bea masuk produk CPO jadi 2,5% dari 10% sejak 11 September lain. Permintaan CPO sejatinya tetap tinggi karena importir tradisional dari China dan India akan selalu melakukan impor di tengah apapun masalah yang menimpa,” kata Ibrahim, Selasa (19/10). Ibrahim menilai tren kenaikan harga CPO masih akan berlanjut, meski produksi CPO saat ini mulai meningkat. Sebelumnya, produksi CPO di Malaysia diproyeksikan menurun ke jumlah yang paling rendah tahun ini, yaitu di 18,2 juta ton.
Namun, penyebaran Covid-19 di Malaysia juga mulai terkendali. Alhasil, negeri jiran tersebut berpotensi meningkat kan produksi CPO jadi lebih dari 18,2 juta ton.
Toh, Ibrahim memprediksi, meski volume produksi CPO sudah kembali meningkat, permintaan CPO masih tetap lebih tinggi. Alhasil, harga CPO akan bertahan sementara di atas RM 5.000 per ton. Apalagi harga minyak mentah dunia juga masih naik. Sentimen ini turut menyokong kenaikan harga CPO.
Namun, di akhir tahun nanti, Ibrahim memprediksi harga CPO akan melandai, meski masih tinggi, yakni di level RM 4.900 per ton. Menurut Ibrahim, jelang akhir lalu, stok CPO di berbagai negara sudah terpenuhi sejak dua minggu sebelumnya, sehingga permintaan di akhir tahun cenderung melandai. (Danielisa P)
Sumber: Kontan