JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksikan bila dampak virus Corona belum dapat diatasi, maka ekspor produk kelapa sawit bisa menyusut pada 2020 ini.
Sekjen Gapki Kanya Lakshmi Sidarta mengatakan, sejauh ini, pihaknya belum bisa memproyeksikan berapa persen penurunan ekspor CPO dan turunnya, karena sejauh ini dampak Corona baru satu bulan.
“Dampaknya ada sedikit gangguan yang membuat bisnis menjadi wait and see. Sejauh ini belum ada cancelation, hanya ada penundaaan,” jelasnya saat ditemui Kontan di Jakarta, Kamis (27/2).
Kanya melanjutkan, sejauh ini perusahaan sawit masih kuat menahan penundaan ekspor sawit, tapi jika efek virus Corona terus bergulir, bisa menjadi penyebab penurunan ekspor sawit di tahun ini. Adapun pengusaha harus siaga mengantisipasi dampak terburuk yang akan terjadi.
Pasalnya kendati penjualan ekspor tidak sebaik tahun lalu, produksi kelapa sawit terus berjalan.
Produk sawit yang tidak terserap di pasar luar negeri seperti China, masih dapat diekspor ke negara lain seperti Afrika, India, dan Timur Tengah.
Adapun jika sawit tidak terserap di pasar luar negeri karena kondisi global yang masih memprihatinkan, adanya percepatan impelementasi biodiesel dari B30 menjadi B40 bisa sangat membantu.
“Berbicara penyerapan biodiesel, kapasitas di dalam negeri masih ada dan bisa menyerap sawit dari dalam negeri,” ujarnya.
Selain itu, menurut Kanya tidak hanya biodiesel masih ada skema penyerapan sawit lainnya yang bisa dilakukan di industri sawit lokal. Misalnya saja, mengubah CPO langsung jadi listrik.
Source: Kontan.co.id