SINGAPURA- Perusahaan minyak sawit Indonesia masih mengalami tekanan. Rendahnya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia sejak akhir tahun 2018 lalu belum juga menunjukan adanya geliat yang baik. Dibalik kondisi tersebut, Astra Agro lestari sebagai salah satu perusahaan terbesar bidang industri kelapa sawit di Indonesia didaulat sebagai Asia’s Outstanding Companies Poll 2019. Penghargaan diberikan oleh majalah ekonomi ternama Asia Money di Singapura (25/9/19).
Astra Agro merupakan satu dari 16 perusahaan lainnya dari Indonesia yang menerima penghargaan dalam 15 sektor atau kategori. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Astra Agro didaulat sebagai 2019 Asia’s Outstanding Company in Indonesia, Agriculture Sector, penghargaan juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan global dari 11 negara Asia
Sebagaimana dilansir dalam laman Asia Money (euromoney.com), Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan terbuka. Perusahaan tersebut memiliki kinerja sangat baik dalam bidang keuangan, managemen, kegiatan investor relation dan inisiatif dalam menjalankan program- program Corporate Sosial Responsilibity (CSR).
Perusahaan-perusahaan pemenang penghargaan dipilih berdasarkan polling yang dilakukan oleh 824 manager investasi, buy-side analys, banker serta riset analis pada 12 Juli lalu. Dari hasil voting, diperoleh lebih dari 4.004 suara yang berpartisipasi dalam pemilihan perusahaan terbuka dari 12 bursa saham di Asia. Hasilnya, sebanyak 153 perusahaan ditetapkan menerima apresiasi di sektor dan bursa saham masing-masing.
Kinerja Perusahaan
Mekanisme pasar yang menentukan terbentuknya harga berdasarkan supply dan demand. Stok minyak nabati dunia yang melimpah akibat produksi yang sangat tinggi semester lalu menyebabkan melemahnya harga Crude Palm Oil (CPO). Salah satunya Astra Agro yang mencatat penurunan laba hingga 94,42 % pada semester pertama tahun 2019 ini.
Laba bersih Astra Agro mengalami penurunan menjadi Rp 43,72 miliar dari periode semester pertama tahun lalu Rp 783,91 miliar. Salah satu penyebabnya adalah penurunan pendapatan bersih sementara terjadi kenaikan beban pokok pendapatan. Semester ini, Pendapatan bersih Astra Agro turun menjadi Rp. 8,53 triliun atau 5,49%.
Kendati demikian, Presiden direktur Astra Agro, Santosa menilai penurunan ini sebagai hal yang wajar. Santosa menjelaskan, Koreksi produksi Astra Agro masih dalam range yang diprediksi terutama setelah panen raya di semester II tahun lalu dan hari kerja yang pendek menyambut lebaran. Meskipun demikian, Astra Agro tengah fokus pada program efisiensi, termasuk menyiapkan program kerja tahun depan agar kami siap menghadapi kondisi pasar global yang tidak menentu.
“Kami evaluasi kembali baik opex maupun capex untuk mitigasi melemahnya harga menjelang panen raya nanti juga untuk mitigasi arus kas agar neraca dan arus kas astra agro tetap terkendali. Beberapa aktifitas operasional yang masih bisa ditunda akan dijadwal ulang, termasuk rencana capex akan lebih diperketat”. Ungkap Santosa.
Lebih lanjut, Terkait balance sheet, Santosa menjelaskan jika saat ini hutang Astra Agro sudah fully Hedge. Sehingga stabilitas neraca Astra Agro terjaga tanpa terpengaruh nilai tukar, maka perusahaan tidak mendapatkan keuntungan nilai tukar dengan melemahnya dolar Amerika terhadap rupiah pada semester satu 2019. Astra Agro terus mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi selama semester II nanti. (*)