Salah satu tantangan terberat manusia adalah saat kehidupannya yang dianggap biasa saja dan tidak punya apa-apa tiba-tiba berubah menjadi lebih dari sekadar berkecukupan. Sindrom seperti ini juga menyerang petani sawit.
Salah satu tantangan terberat manusia adalah saat kehidupannya yang dianggap biasa saja dan tidak punya apa-apa tiba-tiba berubah menjadi lebih dari sekadar berkecukupan. Sindrom seperti ini juga menyerang petani sawit.
Mereka akan dihadapkan pada berbagai pilihan untuk menggunakan uang lebih dari biasanya. Apakah akan diputar untuk kepentingan bisnis lain atau hanya untuk foya-foya? Kalaupun dipastikan demi usaha, pertanyaan selanjutnya, sejauh apa persiapan dan bagaimana menjaga usaha sebelumnya?
Kasus petani untuk sertifikasi minyak sawit berkelanjutan di bawah pelatihan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) ada yang berakhir tidak bahagia. Bahkan ada yang sampai harus berebut uang.
Pengalaman yang baik patut ditiru dari Sutiyana. Dia adalah Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Subur, Desa Pangkalan Tiga, Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah.
Akhir 2015, dia mengajak petani sawit mandiri untuk mengikuti program sertifikasi sawit berkelanjutan di bawah organisasinya. Mereka harus berada dalam satu kelompok karena hal itu merupakan salah satu syarat.
Sebenarnya, koperasi yang dia pimpin memiliki petani eks plasma, tapi dia sengaja memilih swadaya karena tujuan utamanya adalah sertifikasi untuk pengelolaan sawit yang baik.
Source : ekonomi.bisnis.com