Grup Astra Agro Lestari menggulirkan program fasilitasi bagi Suku Anak Dalam (SAD) melalui pelatihan cara beternak ayam dan memelihara ikan di kolam “bioflog” untuk mendukung ketersediaan kebutuhan lauk pauk keluarga mereka.
“Dalam beberapa tahun ini Astra Agro Lestari sudah melakukan pendampingan dan fasilitasi. Warga SAD dilatih beternak ayam dengan teknik sederhana, juga memperkenalkan mereka memelihara ikan yang kami fasilitasi dengan kolam ‘bioflok’,” kata CDAM Astra Agro Lestari wilayah Jambi Sudarsono di Jambi, Selasa.
Ia menyebutkan, Astra Agro memiliki kebun sawit yakni SAL I dan SAL II di Bungo dan Merangin. Sedangkan fasilitasi yang dilakukan telah menyentuh sebanyak 301 kepala keluarga dari tujuh “tumenggung” di wilayah Merangin dan sekitarnya.
Selama ini, kata Sudarsono warga SAD mendapat pendampingan dan pemberdayaan di tiga sektor yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Sedangkan pengenalan cara bertani, beternak dan memelihara ikan itu dilakukan secara bertahap melalui pendekatan dengan mengerahkan fasilitator dan pendekatan ke para pimpinan kelompok atau keluarga SAD.
“Kita melakukan pendampingan bidang kesehatan 24 jam kepada mereka, dari sisi pendidikan memberikan edukasi kepada anak–anak SAD mulai dari belajar membaca hingga fasilitasi sekolah bagi mereka, dan juga peningkatan mereka secara ekonomi,” katanya.
Ia menyebutkan, upaya yang dilakukan tidak bisa dilakukan sekaligus melainkan harus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Sudarsono mencontohkan, pengenalan cara beternak dilakukan dengan memberikan pemahaman bahwa untuk menjadikan ayam siap potong itu harus proses mulai dari anak ayam, pemberian pakan yang rutin sehingga mereka bisa tahu bahwa mereka harus memperlakukan ternak dengan memenuhi pakan mereka untuk menjadi besar.
“Hasil dari pendampingan ini sudah memberikan hasil dan pemahaman warga SAD terus meningkat. Bahkan jumlah anak–anak yang sekolah juga bertambah, bahkan ada yang lolos jadi bintara,” kata CDAM Astra Agri Lestari wilayah Jambi itu.
Selain itu, pihaknya juga menfasilitasi budidaya “labi–labi” atau sejenis kura–kura yang biasa dikonsumsi warga SAD di sana. Mereka difasilitasi cara pemeliharaanya sehingga tidak hanya tergantung dari berburu di sungai atau di perairan.
“Mereka suka labi–labi, sehingga kami mencoba memfasilitasi mereka cara memelihara dan budidayannya,” kata Sudarsono.
Program tersebut menurut Sudarsono merupakan bagian dari bina lingkungan disamping membantu sejumlah program warga masyarakat di kawasan kebun, terutama dalam meningkatkan potensi lokal daerah masing–masing.
Source – Antara Jambi