RADARSULBAR.CO.ID — Memasuki usia ke 16 tahun, perkembangan pembangunan di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat dari segala bidang semakin terlihat. Tidak terkecuali dalam bidang perkebunan.
Pasangkayu secara perdana mengekspor sebanyak 8.000 Matriks Ton (MT) Palm Kernel Oil (PKO) ke China, dengan nilai Rp90 miliar. PKO merupakan hasil olahan turunan dari buah Kelapa Sawit.
Pemberangkatan kapal tanker pemuat PKO ini dilepas Bupati Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa, Jumat lalu di pelabuhan milik PT. Tanjung Sarana Lestari (TSL) di Desa Ako Kecamatan Pasangkayu. “Ekspor PKO ke China secara perdana ini terasa spesial karena bertepatan dengan usia Pasangkayu ke 16 tahun. Ini merupakan kado ulang tahun ke 16 Kabupaten Pasangkayu,” sebut Agus.
Ekspor PKO diharap memberi efek domino pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pasangkayu terutama para petani sawit. Perusahaan pengolah sawit di Pasangkayu bisa menyerap lebih banyak buah sawit masyarakat. “Dengan adanya ekspor ke China berarti juga kita telah mempromosikan nama Pasangkayu keluar negeri. Hingga kabupaten Pasangkayu bisa dikenal luas secara Internasional,” tambahnya.
Sekretaris Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju, Arifin Tasrif menyampaikan ekspor PKO ke China ini merupakan salah satu capaian yang cukup menggembirakan dari perusahaan sawit dan Pemkab Pasangkayu. Menandakan adanya penambahan produk dari olahan turunan buah sawit selain Crude Palm Oil (CPO). Ia menyebut ekspor PKO ini mendukung keinginan Presiden Jokowi untuk menggenjot ekspor migas dan non migas dalam rangka meningkatkan devisa perekonomian nasional di tahun 2019 ini. (r3/**)