Kompas.com | Rabu, 3 Januari 2017
BENGKULU, KOMPAS.COM – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu memprediksi bisnis sawit dan minyak sawit mentah atau crude palm oil ( CPO) akan berjaya di 2018. Sebab, harga minyak sawit terus naik seiring meningkatnya kebutuhan dunia.
Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu, Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Rabu (3/1/2018).
“Berdasarkan analisa IMF dan Bank Dunia, harga minyak sawit mentah akan terus naik karena kebutuhan dunia meningkat,” ujar Endang.
Ia menyebutkan sejauh ini Indonesia dan Malaysia adalah dua negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
Bisnis sawit dan CPO di indonesia saat ini mendapat tantangan besar, yakni kampanye negatif terhadap perkebunan kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa.
” Sawit dianggap perusak dan mengurangi luasan hutan (deforestasi) dan banyak lagi berita negatif. Namun itu tidak benar justru Uni Eropa malah butuh minyak kelapa sawit, kebutuhan CPO terus melonjak ” ujarnya.
Selain Uni Eropa yang terus memasok minyak sawit, negara di Asia seperti China juga akan banyak menggunakan minyak sawit dalam jumlah besar.