Pelaku industri hilir sawit tetap optimistis di tengah gempuran Covid-19 yang berdampak kepada perekonomian. Di sektor biodiesel, mandatori B30 menjadi penopang konsumsi minyak sawit di dalam negeri.
Untuk produk oleokimia yang menjadi bahan baku produk kebersihan tubuh seperti sanitizer dan sabun. Sementarak itu, kebutuhan minyak goreng tetap stabil walaupun sektor pariwisata dan restoran belum sepenuhnya pulih.
“Kami berkomitmen penuh mendukung dan mengimplementasikan program mandatori biodiesel. Program B30 ini diharapkan dapat mendorong tercapainya target bauran energi Indonesia serta meningkatkan kemandirian energi nasional,” ujar Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Irma Rachmania di sela-sela penyaluran bantuan kepada Wisma Tuna Ganda, Minggu (9/5/2021).
Ia mengatakan saat ini Indonesia merupakan negara terdepan yang telah mampu terbukti mengimplementasikan B30 yang merupakan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Tren konsumsi biodiesel dari tahun ke tahun terus meningkat.
Kegiatan penyaluran bantuan sosial merupakan kerja sama Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir kelapa sawit yaitu Aprobi, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin). Bantuan diberikan kepada anak yatim piatu, lansia, dan penyandang disabilitas sebagai bentuk kepedulian di tengah pandemi dan menjelang hari raya Idul Fitri.
Penyaluran diberikan kepada 4 yayasan di antaranya Wisma Tuna Ganda (Pekayon), Yayasan Cahaya Hati Gemilang (Meruyung, Depok), Yayasan Amal Fisabilillah (Pondok Rangon), Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 (Cipayung). Bantuan yang diberikan berupa 250 paket sembako dalam bentuk uang tunai kepada yayasan tersebut.
Penyerahan bantuan ini dihadiri perwakilan asosiasi antara lain Paulus Tjakrawan (Ketua Harian Aprobi), Irma Rachmania (Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Aprobi), Rahayu Dwi Mampuni (Sekretariat Aprobi), dan Dinna (Sekretariat Apolin).
Di industri minyak goreng, produsen tetap optimistis dengan konsumsi domestik. Ketua Umum GIMNI Bernard Riedo mengatakan pelaku industri minyak goreng mengikuti arahan pemerintah untuk menjaga ketersediaan barang di pasar. Masyarakat tidak akan kesulitan mencari minyak goreng walaupun harga sawit sedang tinggi di pasar global.
“Konsumsi masyarakat selama Ramadan tetap stabil. Sebab, pemerintah memperketat pembatasan mikro untuk mencegah penularan Covid-19. Pelaku industri mendukung kebijakan ini demi kesehatan masyarakat. Dari sisi logistik, distribusi minyak goreng tetap lancar tanpa hambatan berarti,” ujar Bernard.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat menjelaskan permintaan oleokimia di dalam negeri akan meningkat antara 165.000-168.000 ton setiap bulan sepanjang tahun ini. Pertumbuhan domestik rerata 10%-12% sehingga dalam setahun dapat mencapai 1,98 juta-2 juta ton.
Untuk oleokimia, pandemi tidak mengganggu volume dan nilai ekspornya di tahun lalu. Pada 2019, volume ekspor 3,18 juta ton dengan nilai sebesar USD2,03 miliar. Namun di tahun 2020, menurut Rapolo sebagai dampak dari pandemi meningkatkan kebutuhan produk oleokimia dari industri farmasi dan kesehatan. Ekspor dapat mencapai 3,87 juta ton dengan nilai USD2,57 miliar.
Sumber: Sindonews.com