Investor Daily | Kamis, 13 Desember 2018
JAKARTA Pemerintah Jerman mendukung pembangunan sawit berkelanjutan yang dilakukan Indonesia. Saat ini, Jerman telah memberikan grant dan bantuan teknis untuk membantu masyarakat Indonesia yang berkebun sawit. Hingga September 2018, ekspor sawit Indonesia ke Jerman telah mencapai 105,90 juta kilogram (kg) senilai US$ 72,70 juta.
Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) menerima kunjungan utusan dari Pemerintah Jerman guna membahas upaya Indonesia dalam membangun perkebunan kelapa sawit. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Ditjen Perkebunan Kementan Jakarta, Selasa (13/11), itu, Pemerintah Jerman mendukung upaya Indonesia dalam mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan mengacu Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).
Pemerintah Jerman yang diwakili Dirjen Kehutanan Keberlanjutan dan Sumber Daya Terbarukan Kementerian Pangan dan Pertanian Clemens Neumann memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Indonesia atas upaya yang telah dilakukan. “Kami tertarik membantu karena memiliki juga sangat perhatian terhadap pembangunan yang berbasis sumber daya alam yang bisa diperbaharui, baik sebagai sumber energi/bionenergi maupun bahan baku industri seperti karet dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPG},” kata Neumann seperti dilansir situs resmi Kementan. Neumann dan tim telah melihat langsung ke beberapa perusahaan sawit yang sudah mendapat sertifikasi ISPO di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, khususnya di sekitar Taman Nasional Sentaum yang terdapat banyak petani karet dan sawit. Pemerintah Jerman telah memberikan grant dan bantuan teknis untuk membantu masyarakat sekitar Sentarum untuk turut menjaga lingkungan, sekaligus memberikan capacity building agar mendapat manfaat ekonomis dengan meningkatkan produktivitas karet dan sawit. Langkah konkret itu antara lain melalui kegiatan hibah Sustainable Agriculture Value Chain on Rubber & Palm Oil/SAVC (2019-2022). Sementara itu, Ditjen Perkebunan Kementan Bambang dalam pertemuan tersebut menyatakan bahwa pihaknya berharap ke depan Pemerintah Jerman turut berperan dalam mendukung upaya Indonesia mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan, hingga bisa mengakui atau meregkonisi sertifikasi ISPO.
“Dengan teknologi yang dimiliki Jerman, kita berharap bisa turut mendukung hilirisasi dan pemanfaatan limbah produk sawit agar pendapatan petani lebih meningkat,” ujar dia. Setelah pertemuan tersebut, Neumann yang didampingi staf Kedutaan Besar Jerman Jakarta, lembaga pembangunan Jerman (GIZ), serta Deputi Kepala Divisi Sustainibilitas dan Perubahan Iklim itu bersepakat untuk melanjutkan permbicaraan untuk menyepakati sejumlah langkah kerja sama teknis termasuk beberapa usulan dari Indonesia, seperti capacity building bagi pekebun, penguatan kelembagaan petani, hingga akses pasar di Jerman bagi produk sawit bersertifikat ISPO. Saat ini, sudah ada 413 sertifikat ISPO yang diterbitkan, sebanyak 407 sertifikat perusahaan, enam sertifikat pekebun (satu asosiasi dan lima Koperasi Unit Desa), dengan total luas kebun sawit 2,34 juta ha dan produksi CPO mencapai 10,20 juta ton per tahun. (H)