Sabtu pagi yang cerah di sebuah aula gelanggang olahraga perkebunan kelapa sawit tampak dipadati oleh perempuan dan anak-anak. Pada pagi hari tersebut, aula yang biasanya digunakan untuk berolahraga dimanfaatkan sebagai venue program Pink Talk sebagai agenda sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara yang diinisiasi oleh Yayasan Lovepink Indonesia.
Astra Agro mengundang perwakilan desa ring 1 di sekitar perkebunan sawit, di antaranya Desa Pandu Sanjaya, Desa Sidomulyo, Desa Sungai Bengkoang, Desa Pangkalan Tiga, dan Desa Runtu untuk menghadiri sosialisasi yang diselenggarakan di PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI), Kalimantan Tengah. Selain perwakilan desa, perusahaan juga mengundang tenaga kesehatan yang bertugas di Polibun (Poliklinik Kebun), yang terdiri atas dokter, perawat, serta kader posyandu dari internal maupun eksternal perusahaan serta komunitas PERISKA (Perwakilan Istri Karyawan).

Sosialisasi mengenai pencegahan kanker payudara di anak perusahaan Astra Agro menjadi sangat penting, terutama di komunitas yang tinggal di sekitar perkebunan Astra Agro. Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN), kanker payudara masih menjadi “pembunuh nomor satu” bagi perempuan di Indonesia karena tingginya jumlah kasus baru dan angka kematian, terutama akibat minimnya deteksi dini yang diperkuat oleh mitos dan stigma negatif.
“Banyak warga berasumsi kanker payudara hanya dialami perempuan dengan riwayat keluarga, padahal terdapat banyak faktor lain seperti hormon, pola gizi, dan kondisi psikologis,” ujar Nyoman Christiany Yudha, selaku anggota Lovepink Indonesia yang juga merupakan penyintas kanker payudara.
Deteksi dini dapat dilakukan melalui metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) yang saling melengkapi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 85% kelainan payudara pertama kali ditemukan oleh perempuan melalui SADARI yang dilakukan dengan benar. SADARI dapat dilakukan secara mandiri di rumah untuk mengenali perubahan pada payudara, idealnya 7–10 hari setelah menstruasi berakhir saat kondisi payudara lebih lunak.

Apabila ditemukan kelainan saat melakukan SADARI atau pada perempuan berusia di atas 40 tahun, pemeriksaan lanjutan melalui SADANIS oleh tenaga kesehatan profesional seperti dokter atau bidan sangat dianjurkan. Deteksi sejak dini berperan besar dalam meningkatkan peluang kesembuhan.
Upaya peningkatan kesadaran ini tidak hanya menjadi tanggung jawab perempuan, namun juga peran dari orang terdekat dan komunitas sekitar. Peran sederhana di dalam keluarga, seperti dukungan suami untuk mengingatkan istri melakukan pemeriksaan rutin, menjadi langkah awal yang sangat berarti.
“Melalui perwakilan desa yang hadir, kami akan membantu menyebarluaskan pengetahuan dari Lovepink kepada warga desa lainnya sepulang dari acara ini,” tegas Suyamto, Kepala Desa Pangkalan Tiga, Kabupaten Kotawaringin Barat. Menurutnya, pengetahuan tentang deteksi dini dan pencegahan kanker payudara sangat berharga, terutama bagi masyarakat di wilayah pedesaan dan pedalaman Kalimantan Tengah.

Kegiatan ini merupakan kerja sama tahunan keempat antara Astra Agro dan Lovepink Indonesia, setelah sebelumnya dilaksanakan di Riau, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Kolaborasi ini telah dimulai sejak awal pandemi melalui berbagai sosialisasi daring yang menjangkau seluruh wilayah operasional Astra Agro di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi serta inisiatif lainnya seperti yang tertulis pada artikel Sustainability Aspiration berikut.
Melalui kolaborasi yang terjalin secara konsisten dengan Lovepink Indonesia, diharapkan upaya edukasi dan pencegahan dapat terus diperluas, menjangkau lebih banyak masyarakat, serta menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker payudara sebagai kunci dalam menurunkan jumlah kasus kanker payudara stadium lanjut di sejumlah area pedalaman Indonesia.










