Lahan seluas 0,2 hektare di tengah kawasan perkebunan sawit di Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau, berhasil menghasilkan panen jagung perdana sebanyak 1,2 ton.
Hasil ini dinilai cukup signifikan, mengingat lokasi tanam bukan berada di lahan pertanian konvensional, melainkan ditumpangkan di area kebun sawit.
Inisiatif ini muncul sebagai bagian dari dukungan terhadap program swasembada pangan nasional yang tengah digencarkan pemerintah. Meski skala tanam tergolong kecil, pendekatan ini dipandang sebagai langkah awal yang strategis dalam mendorong kemandirian pangan di tingkat daerah.
Penanaman jagung itu dilaksanakan di atas lahan PT Kimia Tirta Utama (KTU), anak Astra. Administratur PT KTU Teddy Yohendra Siregar, Kepala Tata Usaha PT KTU Arief Fadillah Lubis, Kepala Kebun Rayon II Muryani, serta jajaran askep dan staf sustainability PT KTU ikut melaksanakan panen saat itu.
“Jagung ini kami tanam pada Februari lalu sebagai proyek percontohan. Hari ini, kami buktikan bahwa lahan terbatas pun bisa dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan,” ujar Teddy Yohendra Siregar, sekaligus penanggung jawab kegiatan panen, Kamis (5/6/2025).
Ia menceritakan, pihaknya memanfaatkan lahan perusahaan.
Tanaman jagung yang dipanen itu ditanam dan dirawat oleh tim internal perusahaan ituyang biasanya mengelola kelapa sawit.
Mereka menerapkan praktik budidaya sederhana namun terencana, seperti rotasi lahan dan pengolahan tanah yang meminimalkan gangguan terhadap tanaman utama.
Hasil panen sebanyak 1,2 ton dari lahan 0,2 hektare mengindikasikan produktivitas sebesar 6 ton per hektare. Ini angka yang cukup kompetitif untuk ukuran pertanian non-komersial. Keberhasilan ini menjadi pijakan untuk kemungkinan ekspansi penanaman di lokasi lain yang serupa.
Camat Koto Gasib, Wendy Masrizal, yang hadir dalam kegiatan panen, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif tersebut. Ia menilai langkah ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat maupun pelaku usaha lainnya.
“Jika satu kebun bisa sisihkan sebagian kecil lahannya untuk pangan, maka dampaknya akan luar biasa bagi ketersediaan jagung dan bahan pokok lainnya,” ujarnya.
Sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan turut hadir dalam kegiatan panen tersebut, di antaranya Kapolsek Koto Gasib Iptu Budiman S Dalimunthe, para penghulu kampung sekitar, dan kepala puskesmas setempat.
Mereka melihat langsung proses panen serta kondisi tanaman yang tumbuh subur di sela-sela pohon sawit.
Teddy menambahkan, upaya ini juga membuka kesempatan kolaborasi dengan masyarakat sekitar. Ke depan, pihaknya akan mengupayakan agar sebagian hasil tanam dapat dimanfaatkan oleh warga, sembari mengembangkan sistem tanam terpadu yang melibatkan lebih banyak pihak.
“Kami berharap ini tidak hanya berhenti sebagai simbol. Kami ingin kegiatan seperti ini terus berkembang dan menjadi bagian dari gerakan bersama untuk pangan,” katanya.
Panen jagung di tengah perkebunan sawit ini memperlihatkan kemandirian pangan tidak harus bergantung pada lahan luas atau skala industri besar.
Dengan pendekatan yang tepat, lahan sekecil 0,2 hektare pun dapat menyumbang secara nyata terhadap upaya besar mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Sumber: Tribun Siak
Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya










