Suku Anak Dalam (SAD) atau kerap dikenal juga dengan orang rimba, merupakan sekelompok masyarakat adat yang tinggal di pedalaman hutan di Sumatera, khususnya di Provinsi Jambi. Sebagian warga SAD sudah menetap di luar hutan untuk bercocok tanam atau melakukan budidaya serta berinteraksi dengan masyarakat lain.
Perubahan pola hidup tersebut menjadi tantangan tersendiri, baik bagi warga SAD maupun komunitas di sekelilingnya, mengingat orang rimba terbiasa hidup nomaden dan bergantung pada hasil hutan. Untuk itu anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) di Jambi, PT Sari Aditya Loka (SAL) menyediakan Agriculture Learning Centre (ALC) untuk memberikan pengetahuan mengenai budidaya tanaman kepada SAD yang ingin mencoba hidup menetap di luar kawasan hutan.
ALC adalah platform yang dirancang untuk memberikan pendidikan, pelatihan, dan pengetahuan tentang berbagai aspek pertanian, mulai dari teknik bercocok tanam hingga pengelolaan usaha tani yang berkelanjutan. Khusus merancang ALC untuk SAD yang berada di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, Jambi. Ruang belajar ini diberi nama Suluh Rimbo, harapannya suluh rimbo ini dapat menjadi solusi alternatif dalam pengembangan ekonomi masyarakat SAD yang berbasis multistakeholders.
Pada tahun 2023, Suluh Rimbo menjadi awal mula dan mengantarkan warga SAD berhasil mengembangkan budidaya perkebunan. Diprakarsai oleh Temenggung Grip yang tinggal di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNDB) Jambi, pada masa itu Tumenggung atau pemimpin utama dalam sebuah struktur kelompok ini yang membawa perubahan sedikit demi sedikit bagi kehidupan warga SAD.
“Suluh Rimbo menjadi solusi alternatif bagi kami dalam pengembangan ekonomi masyarakat SAD. Kami belajar dari nol tentang pertanian dan perkebunan yang bisa menghasilkan pendapatan,” ujar Tumenggung Grip.
Tumenggung Grip mengungkapkan, sejak mengenal Suluh Rimbo, warga SAD mulai mempraktekan budidaya sereh wang. Tujuannya utamanya, ingin menanam sereh wangi di lahan TNBD sebagai obat penangkal nyamuk, serangga, dan beruk yang mengganggu tanaman pangan mereka.
Hingga akhirnya warga SAD mampu menanam sereh wangi di kebun Suluh Rimbo sebanyak 500 batang per rumpun, sedangkan di area tapak keluarga di TNBD menanam 200 batang per rumpun. Peruntukan yang ditanam di Suluh Rimbo hanya digunakan sebagai edukasi ketahanan pangan warga SAD, sedangkan zona tapak keluarga pemanfaatannya diserahkan ke TNBD.
Tak hanya itu, bahkan warga SAD juga menginisiasi untuk menjual sisa hasi panen dari sereh wangi supaya dapat menghasilkan penghasilan lain. Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) binaan Hendri Sumasto yang bernama Berkah Sereh Wangi (BSW) menjadi sasarannya untuk menjual sisa hasil panen.
“Tenyata di BSW Sereh wanginya tidak hanya di jual sebagai minyak penangkal serangga saja, disana juga diproduksi menjadi produk olahan lain,” kata Grip.
Melihat semangat dan peluang dari budidaya sereh wangi yang dijalani oleh warga SAD binaan Tumenggung Grip, perusahaan senantiasa ikut berkontribusi dan mendorong untuk membantu dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Pematang Kabau dan warga SAD dalam mengembangkan budidaya sereh.
Dengan mendorong BSW memasarkan produk olahan serai wangi beserta turunannya, seperti sabun cuci piring, minyak gosok, dan pewangi lantai, harapannya agar menciptakan rantai pasok bagi UMKM dan warga SAD.
UMKM BSW beranggotakan 24 orang yang diantaranya ada sebanyak 12 orang dari warga SAD kelompok Rimba Tani. Menurut Hendri Sumasto, ia memang sengaja memberikan kesempatan bagi warga SAD untuk dapat bekerja di usaha binaannya, karena ia sangat mendukung warga SAD agar semakin banyak yang mandiri dan berhasil.
“Hasil penjualan yang didapatkan dari BSW, kemudian ada yang diberikan secara tunai atau dalam bentuk bantuan rutin ke warga SAD,” ujar Hendri.
Membina Berkah Serai Wangi sebagai UMKM Binaan
Selain fasilitas Suluh Rimbo yang diberikan kepada warga SAD, perusahaan memutuskan untuk menjadikan BSW sebagai UMKM binaannya. UMKM yang telah berdiri sejak 2022 ini memberikan nama untuk program khusus minyak sereh, yakni program SEHATI RIMBO (Serai Harum Kanti Rimbo).
Progress penjualannya pun tidak main-main, sejak awal beridiri di tahun 2022 hingga 2024 telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, omzetnya perbulan untuk produk minyak serehnya saja bisa mencapai hingga 12juta.
Hendri Sumasto yang juga menjadi pembina dari UMKM BSW ini mengungkapkan keberhasilan yang didapatkan tidak lepas dari binaan dan dukungan penuh perusahaan. “Kami betul-betul terbantu dari segala sisi dalam menjalankan usaha ini,” ungkapnya.
Perusahaan berperan aktif dalam pendampingan dan bimbingan bagi warga SAD dalam proses budidaya, ini menjadi hal paling penting, karena budidaya merupakan proses awal dan bahan baku utama dari produk-produk BSW. Selain itu PT SAL juga memberikan bantuan berupa bibit tanaman maupun sarana penunjang lain.
“Kalau tidak dipasok sereh dari panennya SAD binaan Astra Agro, kami pasti kewalahan karena kekurangan bahan,” kata Hendri.
Dari segi non material pun Astra Agro rutin memberikan pelatihan bagi UMKM BSW mulai dari proses memproduksi tanaman sereh, hingga mengedukasi ilmu packaging produk supaya menjadi lebih menarik dimata para konsumen.
Bahkan dari sisi penawaran dan promosi produknya Astra Agro turut memberikan arahan, seperti pengenalan dan pelatihan menggunakan sosial media sebagai sarana pemasaran secara online. Meskipun pemasaran secara offline tak juga ditinggalkan, misalnya dengan mengajak BSW mengikuti event dan bazar atau sekedar memasarkan dan menitipkan produk-produknya ke toko-toko besar.
Produk BSW dan Turunannya Mampu Tembus Pasar Jakarta
Berkat usaha dan kerja keras seluruh anggota dari BSW, dalam satu hari BSW mampu memproduksi hingga 3.000 botol minyak sereh wangi.
Menariknya, yang awal mulanya produk utama BSW adalah minyak sereh yang efektif mencegah penularan jamur dan gigitan nyamuk di area kulit, kini penjualannya kian meningkat dari produk turunan lainnya yang juga berbahan dasar sereh wangi.
Sabun cuci piring serai wangi, minyak urut serai wangi, dan pembersih lantai serai wangi, saat ini produk-produk tersebut tak kalah dengan merk-merk ternama lain yang dijual di supermarket besar. Bahkan karena harganya yang lebih terjangkau, namun memiliki fungsi dan khasiat yang sama, peminat justru lebih memilih untuk beralih ke produk-produk lokal yang diproduksi oleh BSW.
Lalu siapa sangka, UMKM yang baru mau menginjak usia 3 tahun ini, kini sudah mampu memasarkan produk minyak sereh wanginya tidak hanya ke pasar lokal, melainkan telah mencakup ke kota megapolitan, Jakarta.
Kok bisa ya? Berkat pelatihan dan pengenalan pemasaran yang rutin dibekali oleh anak usaha Astra Agro, BSW selalu konsisten memasarkan produknya ke dinas – dinas di pemerintahan. Dari mulut ke mulut akhirnya produk BSW semakin banyak yang tahu, dan penasaran untuk mencobanya, jadi secara tidak langsung mereka mempromosikan produk BSW. “Tiba-tiba kami dapat pesanan banyak dari Jakarta, kami sendiri pun tidak menyangka bahwa produk kami sudah dinikmati sampai ke kota Jakarta,” tutur Hendri dengan bangga.
Sementara itu, Slamet Riyadi Assistant Corporate Social Responsibility PT SAL mengungkapkan bahwa budidaya tanaman sereh wangi dan prospek pemasaran produk BSW tidak langsung berjalan mulus, kendala utama yang dialami oleh BSW adalah pemasaran.
Namun seiring berjalannya waktu, dengan berbagai pendekatan, dukungan, dan pelatihan langsung baik kepada UMKM maupun kepada warga SAD, prosesnya kini membuahkan hasil yang manis.
“Sejalan dengan BSW, warga SAD juga menjadi salah satu prioritas perusahaan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi agar tidak hanya bergantung pada hasil alam yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD)” jelas Slamet.
Anak usaha Astra Agro yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi ini senantiasa berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan ekonomi dan mendorong kemajuan masyarakat sekitar beserta masyarakat adat yang hidup berdampingan dengan perusahaan, seperti warga SAD.
Pemberdayaan ekonomi dan masyarakat adat ini sesuai dengan prinsip bisnis keberlanjutan yang telah digaungkan oleh Astra Agro melalui inisiatif Sustainability Aspirations dalam strategi triple P, yakni Portfolio, People, dan Public Contributions.










