Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dinilai membawa peluang baru bagi industri sawit Indonesia. Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Djap Tet Fa, mengungkapkan bahwa perang tarif kedua negara tersebut berpotensi meningkatkan permintaan sawit Indonesia, terutama dari pasar Tiongkok. Meskipun diakui bahwa trade war dapat menimbulkan dampak tidak langsung seperti inflasi global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, Djap menilai sektor sawit tetap berada dalam posisi relatif aman. “Cina pasti akan kesulitan mengimpor soybean dari Amerika akibat kenaikan tarif.
Ini membuka peluang bagi sawit untuk menjadi alternatif utama,” ujar Djap Tet Fa dalam acara Public Expose PT Astra Agro Lestari, Senin (28/4/2025). Menurut Djap, Indonesia yang selama ini menjadi salah satu pemasok utama sawit ke Cina, dinilai mampu mengisi kekosongan pasokan akibat melonjaknya harga kedelai dari Amerika. Selain itu, meski ekspor sawit Indonesia ke AS mencapai sekitar dua juta ton per tahun, dampak langsung dari penurunan ekspor ke Negeri Paman Sam dinilai minimal.
“Karena AS bukan tujuan utama (ekspor), jadi saya rasa tidak terlalu berpengaruh,” imbuhnya. Dalam menghadapi potensi perlambatan daya beli global, Astra Agro telah menyiapkan strategi diversifikasi pasar ke negara-negara lain seperti India, Korea, dan Bangladesh untuk menjaga stabilitas ekspor. Djap Tet Fa berharap eskalasi perang tarif tidak berlanjut agar kondisi ekonomi global tetap stabil. “Namun, di sisi lain, perusahaan optimistis bahwa dengan permintaan yang tetap tinggi dan strategi yang adaptif, industri sawit Indonesia akan mampu bertahan dan bahkan tumbuh di tengah ketidakpastian global,” pungkasnya.
Sumber: Warta Ekonomi
Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya