Diawali keinginan besarnya memahami dunia kelapa sawit setelah merampungkan sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi vokasi yang fokus di bidang perkebunan kelapa sawit, di Yogyakarta, pada 2023 lalu. Mengambil program studi Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit jenjang Diploma I, tepatnya di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY ‘STIPER’).
Kini, di usia 19 tahun, Noviska Miranti berkarir menjadi Mandor Rawat Chemist di PT Sumber Kharisma Persada (SKP), anak usaha PT Astra Agro Lestari. Di tengah luasnya hamparan kebun kelapa sawit, ia membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk meraih impian.
Sebagai Mandor Rawat Chemist, tugas Noviska tidaklah ringan. Ia bertanggung jawab mengawasi dan mengoordinasikan perawatan tanaman kelapa sawit agar pertumbuhannya optimal. Mulai dari mengawasi penyemprotan herbisida hingga memastikan pemupukan berjalan sesuai standar, semua di lakukan dengan penuh tanggung jawab.
Ia juga memimpin tim kecil yang terdiri dari tiga perempuan lainnya, memastikan setiap pekerjaan dilakukan dengan aman, efektif, dan sesuai prosedur perusahaan. Serta sangat memperhatikan keselamatan kerja timnya. Mewajibkan pengecekan kesehatan bagi semua anggotanya sebelum mulai bekerja. Jika ada yang sakit atau memiliki tekanan darah tinggi, mendapatkan perawatan medis sebelum kembali bertugas.
“Keselamatan dan kesehatan tim adalah prioritas utama. Tidak ada pekerjaan yang lebih penting dari kesehatan para pekerja,” jelas Noviska.
Perjalanan Noviska di industri kelapa sawit dimulai dari kampusnya melalui program magang dan on job training bekerja sama dengan berbagai perusahaan kelapa sawit, termasuk Astra Agro Lestari. Namun, dalam prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Saat pertama kali mengikuti rekrutmen, namanya tidak tercantum dalam daftar peserta yang lolos. Namun, kesempatan kedua datang melalui rekrutmen tambahan, dan kali itu berhasil masuk ke Astra Agro untuk menjalani masa magang selama tiga bulan,” ujar Noviska, dalam keterangan resmi yang diterima redaksi sawitindonesia.com.
“Setelah menyelesaikan program magang dan on job training, mendapatkan tawaran melanjutkan bekerja atau kembali ke kampung halaman. Tanpa ragu memilih ingin bekerja dan meniti karir di industri sawit,” sambung perempuan kelahiran Musi Rawas – Sumatera Selatan.
Meski kini sudah menjawab sebagai mandor chemist, Noviska tidak berpuas diri, keinginan belajar terus ditumbuhkan. Di antaranya, mempelajari jenis-jenis herbisida dan fungsinya serta meningkatkan keterampilannya dalam komunikasi dan kepemimpinan. Baginya, pekerjaan ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi sebuah perjalanan untuk membuktikan bahwa perempuan bisa berkontribusi besar dalam industri perkebunan.
Berkarir menembus batas gender
Industri sawit sering kali dianggap sebagai dunia kerja yang lebih dan (hanya) cocok bagi laki-laki. Namun, bagi Noviska, tidak ada batasan gender dalam hal kemampuan dan kesempatan.
“Siapapun bisa bekerja di industri ini, asalkan memiliki mental, sikap yang baik dan konsisten dalam menjalankan tugasnya. Perempuan juga memiliki peran penting, terutama dalam hal pemeliharaan bibit, penyemprotan herbisida, dan pemupukan karena ketelitian yang dimiliki,” kata Noviska dengan bangga.
Dalam perjalanannya bekerja di perkebunan kelapa sawit, meskipun menghadapi tantangan dalam lingkungan kerja yang masih didominasi laki-laki, Noviska tidak gentar. Ia percaya bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin yang kompeten di perkebunan kelapa sawit.
Dikatakan Noviska, sebagai mandor perempuan tantangan sering kali dihadapi baik secara fisik, mental, dan budaya. “Namun, jika diberikan kesempatan yang sama, kami juga mampu menunjukkan bahwa perempuan bisa memimpin dan merawat perkebunan dengan baik,” katanya.
Tantangan fisik menjadi bagian dari pekerjaannya, terutama saat harus berhadapan dengan medan yang berat dan cuaca ekstrem. Namun, saya tetap berkomitmen untuk melanjutkan menghadapinya, bahkan setelah menikah dan memiliki anak nanti. “Saya ingin tetap bekerja di industri sawit untuk stabilitas finansial, pengembangan karir, dan menjadi role model bagi anak-anak saya kelak,” ungkap Noviska penuh keyakinan.
Berkaitan dengan peluang karir perempuan di Astra Agro Lestari, Ricky Oktavianus, Administratur PT SKP (Astra Agro Group) menyampaikan, industri perkebunan kelapa sawit sering kali dikaitkan dengan pekerjaan fisik yang identik dengan kaum laki-laki. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa perempuan tidak bisa meraih prestasi dan menjadi pemimpin. Perempuan juga memiliki potensi serta keterampilan luar biasa untuk berkontribusi dalam sektor ini.
“Sebagai bentuk kepedulian terhadap keberagaman dan inklusivitas, Astra Agro berkomitmen untuk mendukung peran perempuan, termasuk membuka kesempatan bagi mereka untuk menjadi pemimpin,” kata Ricky.
Seperti diketahui, Astra Agro berpegang teguh pada prinsip hak asasi manusia dan kesetaraan gender, dengan fokus utama pada perlindungan perempuan dan anak.
Sumber: Sawit Indonesia
Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya