Indahyani, seorang gadis muda yang meyakini semua orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama, baik laki-laki maupun perempuan. Konon, mandor adalah posisi yang pada umumnya menjadi wilayah pekerjaan kaum lelaki. Tetapi, Indahyani mematahkan bias gender seperti itu.
Gadis berumur 24 tahun ini memulai kariernya di perusahaan sawit PT Sukses Tani Nusasubur (STN) yang merupakan anak usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI).
Perempuan yang berasal dari Desa Tirta Mulia, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, ini menempuh pendidikan D1 di Akademi Komunitas Perkebunan Stiper Yogyakarta (AKPY-STIPER) dan mengambil jurusan Pembibitan Kelapa Sawit.
Indahyani yang merasa tertarik dengan jurusan tersebut menyadari bahwa kelapa sawit memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia dan populer karena potensi bisnisnya yang menjanjikan.
“Saya ingin mempelajari dan memahami bagaimana teknik pembibitan sawit yang baik dan benar sesuai standar agar produktivitas tanaman tetap terjaga serta hasilnya berkualitas. Setelah saya masuk di jurusan pembibitan kelapa sawit, saya jadi tahu bagaimana proses awal sawit itu bertumbuh hingga akhirnya bisa berproduksi dan menghasilkan cuan,” kata Indahyani.
Keinginan kuat untuk berkarier di industri ini mendorong Indahyani untuk mengikuti tes dan wawancara saat perusahaan Astra Agro merekrut mahasiswa di AKPY-STIPER.
Setelah melalui proses seleksi, ia diterima untuk magang di Astra Agro dan ditempatkan di PT STN, Kalimantan Timur.
Selama enam bulan menjalani magang, Indahyani menunjukkan dedikasi dan kompetensi yang akhirnya membawanya pada kesempatan untuk diangkat menjadi karyawan tetap di PT STN hingga saat ini menjabat sebagai Mandor Rawat.
Bekerja sebagai Mandor Rawat perempuan di perusahaan sawit bukanlah hal yang mudah bagi Indahyani.
Dengan tugas dan tanggung jawab yang besar, ia harus menghadapi berbagai tantangan di industri yang didominasi kaum adam, di mana pekerjaan ini sering kali dianggap terlalu berat bagi perempuan karena membutuhkan kekuatan fisik tertentu.
Namun, Indahyani meyakini bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk memilih tempat kerja yang mereka inginkan. Baginya, peluang di perkebunan kelapa sawit terbuka lebar, dan semakin banyak perempuan yang tertarik untuk berkarier di industri ini.
“Semua orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama, baik laki-laki maupun perempuan. Di sini saya membuktikan sendiri bahwa saya adalah mandor perempuan yang konon katanya mandor itu mayoritasnya adalah laki-laki,” tegas Indahyani.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan perempuan bisa mendapatkan kesempatan berkarir yang setara dengan laki-laki asalkan tetap bekerja keras, tidak menutup diri, dan selalu ingin tahu dalam mempelajari hal-hal yang baru.
Indahyani juga menepis anggapan bahwa industri sawit tidak ramah gender. Ia menekankan bahwa selama bekerja di PT STN, ia tidak pernah merasa dibedakan berdasarkan gender.
Sebaliknya, lingkungan kerja justru saling mendukung, mengayomi, dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua karyawan.
Meskipun memiliki keterbatasan sebagai perempuan, tapi hal itu tidak membuatnya patah semangat dan terus memaksimalkan potensi yang ia punya.
“Di sini, semua orang diperlakukan secara profesional. Perempuan tetap bisa berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya, dan saya selalu berusaha memaksimalkan potensi yang saya miliki,” tambahnya.
Meski menyadari bahwa tantangan akan bertambah seiring dengan perubahan fase kehidupan, seperti menikah dan memiliki anak, Indahyani tetap optimis dapat terus berkarya dan memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya. Administratur PT Sukses Tani Nusasubur (STN), Victor Aybund tentunya merasa bangga dengan pencapaian Indahyani sampai dengan saat ini. Tentunya tidaklah mudah bekerja ditempat yang jauh dari keluarga apalagi dirinya adalah perempuan.
Meskipun begitu, perusahaan selalu menerapkan kesetaraan gender, memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkarir.
“Sebagai profesional yang kompeten, tanpa memandang gender. Indah menjadi inspirasi atau panutan bagi perempuan lain untuk mengejar karir di bidang maskulin ini. Saya mengakui kemampuan dan dedikasi Indah dalam menjalankan tugasnya,” kata Victor.
Kesetaraan gender bagi para pekerja bukanlah hal yang baru bagi perusahaan Astra Agro.
Perusahaan telah menerapkan prinsip ini sejak lama dan sudah menjadi budaya kerja yang melekat dalam operasionalnya.
Indahyani berharap kehadirannya di industri sawit dapat menginspirasi dan memotivasi anak muda serta perempuan lainnya yang ingin berkarier di perkebunan kelapa sawit.
Selain itu, ia juga menginginkan agar seluruh perusahaan terus berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, serta ramah bagi perempuan dan anak.
Sumber: Tribun News
Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya