Jakarta (ANTARA) – Indonesia membidik ekspor produk biomassa cangkang sawit ke Jepang sebagai upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memacu perluasan pasar ekspor industri pengolahan kelapa sawit.
Produk turunan cangkang sawit asal Indonesia sangat diminati oleh pasar Jepang sebagai sumber energi primer yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kami juga mendukung masuknya investasi di sektor industri hilir pengolahan cangkang sawit menjadi bahan bakar terbarukan dengan nilai kalori tinggi setelah komoditas tersebut diolah menjadi produk industri pellet biomassa dengan kerapatan energi yang lebih tinggi,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Cangkang sawit merupakan biomassa potensial yang bisa diolah menjadi produk hilir. Di Indonesia, potensi produksi cangkang sawit mencapai 11 juta ton per tahun, tetapi masih diekspor sekitar 3,5 juta ton per tahun dalam bentuk komoditas setengah jadi.
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab pembinaan atas sektor industri pengolahan biomassa kelapa sawit, Kemenperin melalui fasilitasi Atase Perindustrian KBRI Tokyo menginisiasi kegiatan forum bisnis di Tokyo.
Kegiatan ini mempertemukan para pelaku usaha cangkang sawit yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) dengan Japan Biomass Power Association (BPA).
Indonesia-Japan Business Forum on Sustainable Palm Oil Biomass Industry, terselenggara pada 26 September 2022 atas kolaborasi bersama Kemenperin, ITPC Osaka, Atase Perdagangan dan Atase Perindustrian KBRI Tokyo.
Forum bisnis ini bertujuan mempromosikan aspek sustainability produk cangkang sawit asal Indonesia dan merupakan peluang masuknya investasi industri pengolahan lanjut biomassa di Indonesia.
Pasar ekspor produk industri biomassa cangkang sawit asal Indonesia diharapkan dapat berkembang untuk mendukung program hilirisasi industri kelapa sawit nasional.
Di samping itu, kegiatan ini dihadiri oleh para investor potensial dan existing buyer cangkang sawit dari Jepang. Jadi, merupakan langkah strategis untuk memperkuat ikatan perekonomian bagi kedua negara dan membawa manfaat bagi perolehan devisa negara dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional di era post-pandemi COVID-19.
Salah satu peluang investasi di sektor industri pengolahan cangkang sawit adalah produksi pellet (high-energy density biomass) yang dapat meningkatkan nilai kalori cangkang sawit menjadi setara dengan batu bara antrasit (6.100- 6.400 kcal per kg).
Untuk pengembangan industri pellet cangkang sawit ini masih terdapat tantangan penyediaan teknologi permesinan yang canggih, termasuk yang telah dan sedang dikembangkan oleh fabrikasi permesinan dari Jepang seperti Sumitomo, Mitsubishi, dan Ishikawajima Harima Heavy Industri.
Kegiatan forum bisnis juga menargetkan beberapa perusahaan pengembang teknologi pengolahan lanjut biomassa di Jepang untuk lebih memahami potensi nilai ekonomi yang besar dari pengolahan cangkang sawit asal Indonesia.
Sumber: Antaranews.com