Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Jakarta (Antara) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan tembaga menjadi pendorong pertumbuhan ekspor nonmigas pada Agustus 2024.
“Lemak dan minyak hewani/nabati yang nilainya ekspornya naik sebesar 470,78 juta dolar AS jika dibandingkan dengan Juli 2024. Komoditas yang mengalami kenaikan nilai terbesar adalah CPO dan turunannya,” ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Jakarta, Selasa.
India, Pakistan dan Malaysia adalah negara-negara tujuan ekspor utama komoditas lemak dan minyak hewani/nabati yang mengalami peningkatan.
Kemudian adalah bijih logam, terak, dan abu yang nilai ekspornya naik sebesar 334,65 juta dolar AS jika dibandingkan dengan Juli 2024. Komoditas yang mengalami kenaikan nilai terbesar adalah bijih tembaga dan konsentratnya.
Jika dirinci menurut negaranya maka Tiongkok, Korea Selatan dan Filipina adalah negara tujuan utama ekspor komoditas bijih logam, terak, dan abu yang mengalami peningkatan.
Adapun mesin dan perlengkapan elektrik yang nilai ekspornya naik 163,21 juta dolar AS jika dibandingkan dengan Juli 2024. Komoditas yang mengalami kenaikan nilai terbesar adalah Mesin dan aparatus elektrik.
Jika dirinci menurut negaranya maka Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Thailand adalah negara tujuan utama ekspor komoditas mesin dan perlengkapan elektrik yang mengalami peningkatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Agustus 2024 mencapai 23,56 miliar dolar AS atau naik 5,97 persen dibanding ekspor Juli 2024.
Peningkatan ekspor Agustus 2024 dibanding Juli 2024 disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas 7,43 persen dari 20,81 miliar dolar AS menjadi 22,36 miliar dolar AS.
Sebagai informasi, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan pihaknya mendorong bagaimana sawit supaya bisa masuk ke banyak pasar peningkatan ekspor.
Menurut dia, hal tersebut dikarenakan Indonesia menguasai hampir 60 persen dari sawit dunia berasal dari Indonesia. Dengan menguasai hampir 60 persen sawit dunia dan mampu mengonversinya menjadi biodiesel B50 maka Indonesia bisa berdaulat dalam sektor pangan dan energi.
Sumber: Antaranews.com