Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
BOGOR – Tidak sekadar bersekolah, seorang pemuda dari Suku Anak Dalam (SAD) yang dikenal Orang Rimba berniat mengabdi pada masyarakatnya.
“Saya ingin membantu memberdayakan petani di daerah saya,” kata MT Pauzan setelah prosesi wisuda berlangsung di di Politeknik Pembangunan Pertanian, Bogor.
Kamis, 7 Agustus 2024, pemuda yang meninggalkan kampung halamannya di Dusun Pal Makmur, Air Panas, Desa Bukit Suban, Sarolangun, Jambi untuk menempuh pendidikan itu memang baru saja dinyatakan lulus. Dia menuntaskan studinya di Politeknik Pembangunan Pertanian, Bogor dengan tugas akhirnya mengenai Perilaku Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Organik.
Kabar ini tentu sangat menggembirakan. Kesarjanaan Pauzan makin menguatkan keyakinan bahwa masyarakat SAD atau biasa juga disebut Orang Rimba pun memiliki potensi dan kekuatan untuk maju dan berkembang.
Dukungan pihak luar sangat membantu dalam mendorong kemandiran masyarakat yang sering dikesankan sebagai suku terasing dan tertinggal ini.
Seperti Pauzan. sejak awal dia merupakan bagian dari pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sari Aditya Loka, perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra Agro yang beroperasi di kabupaten Sarolangun, Jambi yang letak perusahaan ini berdampingan dengan masyarakat SAD.
Perkenalan PT Sari Aditya Loka dan Pauzan terjadi melalui program beasiswa sejak ia berada di tingkat SMP. Setelah lulus, beasiswa dari perusahaan berlanjut mendukung Pauzan sekolah di SMK Perkebunan MM 52, Yogyakarta.
“Bukan cuma dukungan dana, pendampingan yang memudahkan saya mengikuti pelajaran juga diberikan perusahaan,” kata Pauzan. Termasuk, pendampingan berupa dorongan semangat agar ia disiplin dan pantang menyerah menyelesaikan pendidikan.
Pauzan sendiri mengaku tertarik dengan pertanian dan apalagi menurutnya banyak potensi yang dimiliki alam tempat tinggalnya. Sayangnya, sepengetahuan Pauzan, sampai hari ini di tempat tinggalnya bersama masyarakat SAD, dekat Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi, minim sekali orang yang ahli pertanian.
Itu sebabnya, dia mengaku ingin mengadikan pengetahuannya untuk kemajuan dan kemandirian Suku Anak Dalam.
“Ibu bangga pada Pauzan, yang semangat dan disiplin belajar. Kuliahnya juga lulus tepat waktu,” kata dosen sekaligus Kaprodi Jurusan Pertanian, Polbangtan Bogor, Ait Maryani, SP., M.Pd. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada PT Astra Agro yang telah membantu Pauzan menyelesaikan kuliahnya di kampus Polbangtan, Bogor.(JP01)
Sumber: Jambipos.com