JAKARTA – Tak hanya memikirkan harga dan akses pasar semata, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memastikan, banyak perusahaan sawit di Indonesia, memberikan perhatian pada sektor pendidikan. Berbagai bentuk bantuan untuk bidang pendidikan punya tujuan, memajukan sumber daya manusia Indonesia.
“Mendukung pendidikan, sama halnya dengan membangun sumber daya manusia (SDM) unggul guna menggerakkan dan membangun berbagai sektor di Indonesia menjadi lebih baik lagi,” ungkap Ketua Bidang Ketenagakerjaan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Sumarjono Saragih kepada Investor Daily, di Jakarta, Senin (10/10).
Dia menguraikan, bantuan dalam bidang pendidikan diberikan mulai dari pembangunan sekolah, pemberian beasiswa langsung dari perusahaan, hingga pemberian bantuan pendidikan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).
Dalam bentuk CSR, biasanya perusahaan sawit bekerja sama dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat untuk membantu memperbaiki kualitas sekolah yang ada di sekitar perkebun sawit. Dengan begitu anak para pekerja dan anak dari masyarakat sekitar perkebunan kelapa sawit, bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Jika kekurangan tenaga pendidik, maka perusahaan akan membantu merekrut guru baru dan memberikan dukungan untuk pelatihan para guru.
Berdasarkan data BPS, ada sekitar 16 juta pekerja termasuk rantai pasoknya yang menggantungkan hidupnya di usaha sawit. Karena rata-rata jauh dari kota, maka sekolah untuk anak-anak pekerja tentu dibutuhkan.
“Bayangkan kalau tidak ada sekolah di sekitar perkebunan kelapa sawit, orang akan banyak berpikir untuk bekerja di perkebunan sawit,” ucap Sumarjono.
Salah satu perusahaan yang mengelola sekolah di lingkungan perkebunan sawitnya adalah Wilmar. Perusahaan tersebut mengalokasikan Rp 60 miliar untuk membangun 15 sekolah di sekitar area perkebunan sawitnya. Dari total 15 sekolah yang dibangun, enam sekolah berada di Sumatra Barat, di antaranya TK Bina Agro Minang, SD Swasta Bina Agro Minang, dan SMP Bina Agro Minang di Kecamatan Pasaman.
Wilmar juga mengelola sembilan sekolah di Kalimantan Tengah yang dikelola oleh Yayasan Bina Bangsa. Rinciannya, TK, SD, SMP, dan SMA BB01 di Kecamatan Mentaya Hulu Utara. Ada juga TK, SD, dan SMP BB02 di Kecamatan Telawang. TK dan SD BB04 di Kecamatan Danau Sembuluh. Selain itu, TK dan SD di Kecamatan Seruyan Hilir. Serta, TK dan SD BB06 Kecamatan Mentaya Hulu.
Selain membangun sarana pendidikan di lokasi perkebunannya, perusahaan juga memberikan bantuan sarana pendidikan kepada sekolah-sekolah di sekitar operasionalnya. Serta, memberikan beasiswa kepada murid yang
berprestasi.
Senada, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk juga membangun enam sekolah di wilayah perkebunan Sumatra dan Kalimantan, untuk tingkat PAUD dan TK. Tidak hanya membangun sekolah, perusahaan ini juga membangun fasilitas kesehatan untuk mencegah anak stunting di wilayah perkebunan.
CSR di bidang pendidikan ini juga sudah secara rutin dilakukan oleh sejumlah perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN), misalnya, baru-baru ini membangun sejumlah ruang belajar di Pesantren Hidayatullah, Dumai, Provinsi Riau. Sebelumnya, BUMN perkebunan itu juga menyerahkan bantuan berupa komputer dan paket internet gratis ke 26 sekolah di Bumi Lancang Kuning.
Kemudian, PT Astra Argo Lestari Tbk, memberikan bantuan pendidikan dalam bentuk beasiswa dan insentif bagi guru honorer di sejumlah sekolah. Bantuan ini disalurkan ke sekolah negeri binaannya yang berada di wilayah Kecamatan Sarudu, Dapurang dan Duripoku, Kabupaten Pasangkayu.
Saat pandemi covid-19 tahun 2021 lalu, anak perusahaan Tunas Sawa Erma (TSE) Group, PT Dongin Prabhawa (DP) juga memberikan bantuan perlengkapan sekolah terhadap 380 anak di kawasan Merauke dan Mappi, Papua. Bantuan tersebut disalurkan ke empat sekolah, yakni SD Negeri Inpres Banamepe, SD YPK Salamepe, SD YPK Nakias dan SD YPK Tagaepe.
Sementara itu, untuk program beasiswa di perguruan tinggi, biasanya dibagi dalam dua bentuk. Keduanya adalah program beasiswa untuk internal di perusahaan kelapa sawit dan program beasiswa untuk masyarakat umum.
Salah satunya adalah Sinar Mas Agribusiness. Perusahaan akan memberikan beasiswa bagi para mahasiwa yang tertarik pada industri agrobisnis khususnya kelapa sawit. Untuk bantuan pendidikan juga disalurkan melalui salah satu lembaga bentukan pemerintah yakni BPDPKS. Dana yang terkumpul dari hasil ekspor, sebagiannya disalurkan dalam bentuk berbagai bantuan untuk masyrakat, khususnya para petani kelapa sawit.
Ada pula beasiswa yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Yakni, program beasiswa pendidikan anak petani dan buruh dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia dan dikelola oleh BPDP. Pada tahun 2022 ini, pihak BDPKS memberikan bantuan pendidikan kepada 1.000 orang untuk program diploma dan strata 1.
Pendiri sekaligus Chairman The La Tofi School of CSR, La Tofi mengatakan, bantuan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan kelapa sawit, merupakan salah satu bentuk investasi di bidang SDM. Dengan cara ini, perusahaan akan mendapatkan SDM yang lebih berkualitas untuk bisa bekerja di perusahaan kelapa sawit tersebut.
“Memberi CSR dalam bidang pendidikan itu sangat-sangatlah penting, karena pendidikan adalah investasi sdm di masa depan,” kata La Tofi.
La Tofi mengakui, bentuk CSR perusahaan yang paling besar saat ini memang disalurkan dalam bentuk pendidikan. Hitungannya, sekitar 30% dari dana CSR perusahaan. Sisanya disalurkan untuk pembinaan ekonomi, pembangunan layanan kesehatan, pelestarian, bantuan bencana alam, pembangunan sarana ibadah, dan lain-lain.
“Kalau SDM di sekitar perkebunan memiliki pendidikan bagus, maka mereka bisa lebih produktif khususnya saat menjadi pekerja di perusahaan tersebut,” katanya.
Sumber: Investor.id