Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan peta jalan atau roadmap penghiliran industri kelapa sawit agar bisa terlibat dalam menentukan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia.
Penyiapan roadmap penghiliran itu mencakup, antara lain, peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building, dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit. “Ini telah kami siapkan. Hal tersebut dilakukan agar kita bisa menjadi penentu harga ataupun price center bagi CPO global” ujamya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/11).
Dengan luasan lahan 10% dari total global land bank for vegetable oil atau bank lahan untuk minyak sayur, Indonesia dianggap mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai 55% pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati. Indonesia juga dikatakan mampu menghasilkan 40% dari total minyak nabati dunia yang sangat berperan penting dalam konteks ketahanan pangan di dunia.
“Industri kelapa sawit berkontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6% dari total ekspor di 2020. Nilai tersebut tentu menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandeml” kata Airlangga.
Luas tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektare dengan penncian perkebunan sawit rakyat sebesar 41%, perkebunan besar negara sebesar 6%, dan perkebunan besar swasta nasional sebesar 53%. “Data-data tersebut menunjukkan bahwa perkebunan sawit rakyat punya kontribusi signiflkan terhadap pengembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” ucapnya. (Ins/E-3)
Sumber: Media Indonesia